Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Brimob terus memukul mundur massa pelajar yang melakukan unjuk rasa berujung ricuh di sekitar kawasan Gedung DPR RI, Rabu (25/9).
Sekira pukul 21.11 WIB, di sela-sela memukul mundur massa, tiba-tiba polisi yang membawa mikrofon berbicara kepada penjual tahu Sumedang yang tengah melintas di hadapan personel-personel Brimob.
"Mas, mas, jual tahu ya? Sini mas kita beli dagangannya," ujar polisi yang menggunakan mikrofon, di Jl Gelora, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019).
Dengan menggunakan keronjot, penjual tahu tersebut membawa dagangannya dalam dua buah bak putih yang dipikul dipundaknya.
Ia pun meletakkan dagangannya di jalanan dan kemudian diserbu oleh personel Brimob yang tengah rehat di sela-sela memukul mundur massa.
Mereka berteriak kegirangan karena ditraktir oleh komandannya. Tahu yang terbungkus plastik bening itu pun ludes dalam hitungan menit.
Pijay, penjual tahu Sumedang itu, bersyukur dagangannya habis terjual. Padahal dirinya hanya berniat melintas di hadapan polisi untuk pulang ke daerah Bogor.
Baca: Koordinasi dengan FBR, Polisi Buka Kembali Lalu Lintas di Jalan Tentara Pelajar
Ia bercerita jika kawan-kawan sesama penjual tahu sudah kembali sedari sore hari tadi. Berniat menyusul pulang, Pijay mengaku tertahan oleh aksi massa yang berunjuk rasa.
"Alhamdulillah habis semua ini tahunya. Tadinya mau pulang, tapi ketahan disini. Temen-temen udah pada pulang dari tadi," ujar Pijay.
Sejak siang, ia mengatakan hanya berjualan di sekitar pertigaan Hotel Mulia. Dagangannya yang total berjumlah 230 bungkus pun baru laku sedikit. Namun, semua berubah ketika diborong oleh personel Brimob.
"Satu bungkusnya Rp 2.000. Dari tadi (siang) cuma diam berjualan di sana (menunjuk arah pertigaan Hotel Mulia), eh kesini mau pulang malah diborong," kata dia.