TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Direktur Utama PT Transportasi Jakarta ( TransJakarta) Agung Wicaksono mengatakan, perusahaannya kini tengah mengembangkan bus listrik.
Dengan elektrifikasi ini, bus TransJakarta menggunakan tenaga listrik agar lebih ramah lingkungan dan mengurangi polusi udara.
Hal ini disampaikan Agung dalam Knowledge Management Summit-Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, Selasa (5/11/2019).
“Saat ini sedang diujicobakan pada tiga bus. Tahun depan ada 100 bus lewat pilot project,” ujar Agung.
Integrasi antarmoda
Selain elektrifikasi, pihaknya terus mengembangkan integrasi antarmoda baik dengan MRT, LRT, dan ke depan bersama kereta cepat Jakarta-Bandung.
Semua pengembangan tersebut, sambung Agung, merupakan bagian knowledge management yang diterapkan secara di perusahaan Indonesia sektor transportai.
“Pengembangan sistem digital sangat penting. Contohnya TransJakarta melayani hampir 1 juta pelanggan setiap harinya di Jabodetabek," katanya.
"Saat ini menjadi jaringan transportasinya yang terbesar di dunia mencapai 250 km, sehingga harus menggunakan pendekatan digital.”
Digitalisasi tersebut terlihat dari aplikasi yang bernama Tijeku yang bertujuan mengelola pelayanan untuk masyarakat.
Kemudian pihaknya memiliki sistem command center yang mengendalikan seluruh jaringan bus Trans Jakarta di Jabodetabek.
Solusi polusi
Berita sebelumnya, Jakarta menjadi salah satu kota besar dengan polusi udara terburuk di dunia.
Bahkan pada 6 September 2019, situs airvisual.com mencatat, kondisi Jakarta hari itu menduduki polusi udara terburuk kedua di dunia dengan tingkat polusi 160, di bawah Hanoi, Vietnam dengan tingkat polusi 190.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tahun Depan, 100 Bus Listrik TransJakarta Akan Beroperasi"