Dia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, terlebih pelaku kejahatan yang memanfaatkan atribut ojol untuk masuk ke tempat-tempat ramai atau semacamnya.
"Ojol udah sering kadang ada maling juga pakai atribut mudah-mudah enggak ada lagi deh, kasian kita yang cari duit bener takutnya malah dijelekin," tegas Mukti.
Takut timbulkan stigma negatif
Pengendara ojek online kecam ulah pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.
Pasalnya, selain menebar teror dan meresahkan masyarakat, pelaku diketahui mengenakan atribut ojek online.
Pengendara ojek online mengaku khawatir hal tersebut akan berimbas pada ojek online.
"Karena pelaku kan pakai atribut ojol. Nanti takutnya malah bikin stigma ojol itu negatif," kata salah satu pengendara ojek online, Alfin di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (13/11/2019).
Ia berharap para pelaku kejahatan tak ada yang menyalahgunakan atribut ojek online..
"Tolonglah jangan buat susah orang-orang kaya saya ini buat cari rezeki karena banyak yang mengandalkan dari pekerjaan ini buat hidupin keluarga," ucapnya.
Hal senada disampaikan Ian (28) yang juga merupakan pengendara ojek online.
Kendati belum merasakan adanya perbedaan pengamanan untuk hari ini saat mengantarkan pesanan makanan, ia khawatir akibat ulah oknum tak bertanggungjawab membuat sitgma terhadap ojek online menjadi negatif.
"Hari ini sudah beberapa kali anter food, ke kantor sama apartemen juga tapi engga ada apa-apa karena janjiannya diluar, enggak sampai masuk," katanya.
"Saya sih takutnya gara-gara bom di Medan itu ruang gerak ojol itu jadi dipersulit karena pada trauma," kata Ian.
Pelaku bom bunuh diri gunakan atribut ojek online