TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tantangan baru industri kreatif dan media terus hadir dalam era komunikasi digital saat ini, seperti data literacy dan mobile first.
Kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan industri tak pelak lagi menjadi jalan yang harus ditempuh dalam menjawab tantangan tersebut.
Demikian juga dengan pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi dan asosiasinya yang harus segera bersiap menjadi lembaga yang strategis dalam bersinergi mengembangkan kurikulum Ilmu Komunikasi, sesuai dengan kebutuhan industri yang ada.
Untuk mewujukan seluruh hal tersebut, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (FIKOM UMN) akan melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan beberapa pihak yaitu ASPIKOM, ISKI, P3I, Perhumas, Sonar Platform, Leverate, dan Dewan Pers.
Penandatanganan MoU yang berisikan kerjasama di bidang pengajaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat antara UMN dengan industri maupun asosiasi terkait ini akan dilakukan pada Rabu (27/11/2019) mendatang.
Penandatanganan MoU juga menjadi bagian dari seminar nasional bertajuk “Kolaborasi dalam Era Komunikasi Digital” yang diselenggarakan oleh FIKOM UMN.
Hadir sebagai pembicara panel seminar nasional yakni, CEO KG Media, Andy Budiman, Ketua Asosiasi Jurnalis Indonesia, Abdul Manan, Perwakilan ASPIKOM Pusat, Dr. Catur Suratnoaji, Sekjen Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Dr. Hery Margono, dan Deputy Managing Director Ogilvy PR Indonesia, Misty Maitimoe.
“Melalui seminar kolaborasi perguruan tinggi dan industri ini, UMN berharap bisa memperluas wawasan tentang praksis komunikasi di era digital dan dari sisi akademis bisa mempertajam kurikulum, sehingga capaian pembelajaran seperti dicerminkan oleh alumni UMN,” ungkap Ninok Leksono selaku Rektor UMN.
Beragam isu menarik seperti isu kolaborasi antara perguruan tinggi Ilmu Komunikasi dan industri, transformasi pembelajaran Ilmu Komunikasi dalam memenuhi kebutuhan industri, sinkronisasi capaian pembelajaran, kurikulum, sarana prasarana, dan peran serta asosiasi pendidikan tinggi akan menjadi bahasan mendalam di acara seminar tersebut.
Dalam pembahasan seminar nanti, Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) juga diharapkan bisa menjadi organisasi penyatu ‘kawah candradimuka’ dari beragam institusi pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi di Indonesia.
ASPIKOM berperan aktif mengantisipasi industri 4.0 dengan memperhatikan dampak-dampak dari adanya industri 4.0 ini.
Penataan organisasi, kesetaraan status perguruan tinggi, dan beragam tata kelola prodi (program studi) Ilmu Komunikasi merupakan bagian dalam persiapan institusi pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi di Indonesia memasuki era digital.
“Seluruh prodi bergerak untuk menyambut era digital. Kami berharap tentunya kondisi ini memacu semakin banyak lagi mata kuliah yang terintegrasi dengan bidang-bidang algorithma, big data, dan lain sebagainya,” kata Muhammad Sulhan, Ketua ASPIKOM Pusat.
Sejalan dengan Sulhan, Deddy Irwandy, Ketua ASPIKOM Jabodetabek mengatakan, “ASPIKOM memastikan kurikulum sesuai dengan luaran yang cocok dengan kebutuhan industri, laboratorium sesuai dengan industri, jurusan sesuai dengan kebutuhan zaman.”
Kolaborasi pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi dan industri menjadi penting dan tinggi urgensinya. Perlu ada sinkronisasi antara kebutuhan dan ekspektasi industri dengan profil lulusan universitas sehingga membawa manfaat bagi kedua pihak.
Selain itu, laboratorium Ilmu Komunikasi juga harus memainkan peran dalam mendukung dan melahirkan profil lulusan yang sesuai dengan kebutuhan di era digital. Penguasaan teknologi merupakan kunci sukses bagi lulusan ilmu komunikasi.
Selain penandatangan MoU, Fakultas Ilmu Komunikasi UMN, dalam kesempatan yang sama juga akan meresmikan Collabo Hub dan Collaborative Class Room yang merupakan hasil pengembangan Laboratorium FIKOM UMN.
Dalam peluncurannya, laboratorium FIKOM UMN mendemonstrasikan sejumlah kegiatan seperti data driven journalism, multi-smartphone camera live streaming, data analytics with python dan sejumlah kegunaan lain dari laboratorium collabo Hub.
Eksperimen dan pengembangan ini dilakukan untuk menunjang aktivitas pembelajaran dan riset di FIKOM UMN.
“Kita harus terus mengembangkan diri dan beradaptasi dengan perubahan. FIKOM UMN melalui laboratorium melakukan eksperimen dan pengembangan yang hasilnya dapat digunakan untuk mendukung kurikulum prodi sekaligus bermanfaat secara praktis bagi industri,” tutur Albertus Prestianta selaku Koordinator Laboratorium FIKOM UMN.
Menurut Albertus, tujuan hadirnya laboratorium FIKOM UMN adalah memajukan pendidikan Ilmu Komunikasi karena teknologi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan Ilmu Komunikasi.
“Kita harus merangkul teknologi, menjadikannya sebagai bagian dalam aktivitas belajar guna meningkatkan kualitas peserta didik,” jelasnya.