TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Depok menolak gugatan perdata yang dilayangkan korban Frist Travel.
Sidang tersebut berlangsung siang tadi di Ruang Sidang Utama PN Depok, dipimpin Ketua Majelis Hakim Ramon Wahyudi.
"Menimbang berdasar musyawarah Majelis Hakim, mengadili dalam pokok perkara kesatu menyatakan gugatan para penggugat tidak dapat diterima kedua menghukum para penggugat dengan biaya perkara," ujar Ramon saat persidangan.
Menanggapi putusan tersebut, salah seorang korban First Travel Ira Faizah berujar pihaknya merasa dizalimi.
"Sembilan bulan saya bolak-balik ke PN Depok, hasilnya belum ada juga keadilan yang kami dapatkan. Sampai kapan kami terus dizalimi," katanya usai persidangan di PN Depok, Senin (2/12/2019).
Ira mengatakan bahwa langkah selanjutnya pihaknya akan mencoba mengungkapkan kekecewaan terhadap DPR RI.
"Kami rencana akan lanjut ke DPR, untuk mengungkapkan kekecewaan kami terhadap putusan Majelis Hakim," bebernya.
Sementara itu, korban lainnya Ario Tedjo Dewanggono menjelaskan bahwa pihaknya akan mengajukan banding.
"Kami pasti akan banding, karena kami punya bukti-bukti yang dinilai Hakim tidak sesuai dengan pembuktian," kata Ario di lokasi yang sama.
Gugatan Ditolak, Korban First Travel Siap Ajukan Banding
Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Depok menolak seluruh gugatan perdata yang diajukan oleh korban First Travel, dengan nominal kerugian yang diajukan sebesar Rp 49 milliar.
"Menimbang berdasar musyawarah Majelis Hakim, mengadili dalam pokok perkara kesatu menyatakan gugatan para penggugat tidak dapat diterima, kedua menghukum para penggugat dengan biaya perkara," ujar Ketua Majelis Hakim Ramon Wahyudi membacakan amar putusan di PN Depok, Cilodong, Kota Depok, Senin (2/12/2019).
Diwartakan sebelumnya, alasan penolakan tersebut lanataran nominal yang diajukan dalam gugatan tidak sesuai dengan pembuktian yang dilakukan Majelis Hakim.
"Menimbang bahwa para penggugat mendalilkan dalam gugatan mengalami kerugian total Rp 49 milir, tapi ternyata setelah dijumlahkan seluruhnya ternyata bukti-bukti yang diajukan penggugat hanya sebesar Rp 1 miliar," jelas Ramon di persidangan.
Menanggapi putusan tersebut, salah seorang korban Ario Tedjo Dewanggono mengatakan pembuktian Rp 1 miliar yang dibacakan oleh Majelis Hakim merupakan sampling dari 56 penggugat saat pendaftaran gugatan pada tanggal 4 Marer 2019 silam.
"Memang ini hanya sampling dulu, kami sangat kecewa, padahal kalau dimintakan semua bukti-bukti kami sudah siap, satu koper loh pembuktian kami," kata Ario dijumpai wartawan usai persidangan.
Oleh sebab itu, merasa tak puas dengan putusan Majelis Hakim Ario mengatakan pihaknya akan mengajukan banding dalam kurun waktu 14 hari yang diberikan oleh pihak PN Depok.
"Jadi kami akan banding, karena bukti-bukti kami semuanya sudah siap," pungkasnya.
Merasa dizalimi
Korban calon jemaah haji dan umrah First Travel masih belum percaya atas putusan Majelis Hakim terhadap putusan gugatan perdata yang diajukan.
Diberitakan sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Depok menolak gugatan perdata para korban lantaran nominal yang diajukan tidak sesuai dengan pembuktian menurut Majelis Hakim.
"Menimbang bahwa para penggugat mendalilkan dalam gugatan mengalami kerugian total Rp 49 miliar tapi ternyata setelah dijumlahkan seluruhnya ternyata bukti-bukti yang diajukan penggugat hanya sebesar Rp 1 miliar," ujar Ketua Majelis Hakim Persidangan Ramon Wahyudi di PN Depok, Cilodong, Senin (2/12/2019).
Ira Faizah (67) satu diantara puluhan korban yang hadir di persidangan berujar, dirinya tak habis pikir atas putusan tersebut.
• LINK Live Streaming Madura United Vs Persebaya Surabaya: Laga Berat Derby Suramadu
• Ketua DPP PKS Sebut Negara Bertugas untuk Memulangkan Rizieq Shihab ke Indonesia
Menurutnya, nominal Rp 1 miliar yang disebut oleh Majelis Hakim merupakan sampling kerugian saat pendaftaran gugatan perdata yang terdiri dari 56 orang.
Sementara, total korban yang mengajukan gugatan ada sebanyak 3.207 orang.
"Jadi yang 56 orang itu cuma sampling ketika kami mengajukan gugatan, sementara total kami yang mengajukan gugatan ada 3.207," bebernya.
Atas putusan tersebut, Ira menuturkan dirinya pribadi merasa sangat terzalimi.
"Sembilan bulan saya bolak-balik ke PN Depok, hasilnya belum ada juga keadilan yang kami dapatkan. Sampai kapan kami terus dizalimi," pungkasnya.
Penulis: Dwi putra kesuma
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Kecewa Putusan Hakim, Korban First Travel Mau Curhat ke DPR