Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM - Sistem integessi tiket antara Mass Rapit Transit (MRT) dan KRL Comuter Line bakal terealisasi tahun depan 2020.
Hal itu diutarakan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono saat jumpa pers akhir tahun di Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).
"Kami ke depan tidak hanya integrasi fisik tapi juga integrasi tiketing. Bank Indonesia (BI) sudah menyetujui bahwa tiket sistem integrasi MRT dan KCI. Dengan moda lain kemudian menyusul (LRT dan BRT, red)," ujar Bambang.
Persiapan teknis antara MRT dan Commuter Line saat ini sedang berjalan, Bambang berharap pada kuartal I-2020 tiket terintergrasi ini bisa diimplementasikan.
Baca: BPTJ: Penerapan Jalan Berbayar di Tahun Depan Tunggu Regulasi
“Tidak lagi kartu masing-masing. Kita tinggal penerapan teknis di lapangan. Dari KCI sudah siap, tinggal MRT karena harus ada alat yang dipasang,” sambungnya.
Diketahui, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat sebanyak 916.799 penumpang menikmati layanan KRL Commuter Line per hari atau mencapai sebanyak 278,7 juta penumpang hingga Oktober 2019.
Sedangkan MRT sejak beroperasi pada 24 Maret 2019, hingga 26 November 2019, jumlah penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sudah mencapai hampir 20 juta orang dengan rata-rata per hari tertinggi sudah mencapai 93.165 orang.