TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) di Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, kedapatan membawa uang sebanyak Rp 7.690.000.
Hal itu terjadi saat petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Barat melakukan monitoring di kawasan tersebut.
Koordinator Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos Jakarta Barat Amirullah mengatakan, monitoring dilakukan oleh tim P3S pada Kamis (5/12/2019) sore.
"Kebetulan kami sedang monitoring, saat diamankan petugas ODMK tersebut ternyata membawa uang senilai Rp 7,6 juta," kata Amirullah saat dihubungi, Jumat (6/12/2019).
Baca: Mayat Pria Tanpa Busana Gegerkan Lahat, Ditemukan di Pinggir Jalan
Baca: Oang Gila Mainan Api, Rusunawa di Pakalongan Terancam Terbakar, Baru Membakar Lahan Kosong
Saat hendak diamankan oleh petugas, ODMK tersebut sempat melawan.
Akibatnya, uang yang ia bawa di dalam sebuah tas ransel sempat berserakan ke jalan.
"Warga dan petugas sempat membantu membereskan uang yang tercecer di jalan," jelas Amirullah.
Kata Amirullah, hal tersebut baru pertama kali di Jakarta Barat.
Akhirnya, petugas membawa ODMK bernama Rusli bin Saelan (45) itu, ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya.
Hal itu agar Rusli mendapatkan penanganan dan pelayanan sosial lebih lanjut.
"Sampai saat ini kami belum tahu siapa keluarganya, yang bersangkutan masih kesulitan bicara," tutur Amirullah.
Dalam unggahan akun Instagram Sudis sosial jakbar, tampak ODMK ditemukan dalam keadaan tidak terawat.
Uang yang dibawanya pecahan Rp 2.000 sampai Rp 100 ribu.
Sebelumnya Pengemis Tajir
Sebelumnya, Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) kembali dihebohkan dengan pengemis tajir.
Kali ini, petugas P3S berhasil menjangkau seorang pengemis dengan uang sebesar Rp 182 juta.
Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursyidin.
Mursyidin menyebutkan, penjangkauan pengemis asal Padang, Sumatera Barat itu bermula dari kecurigaan petugas P3S Kebayoran Lama.
Para petugas P3S yang berjaga di depan Halte Busway Bungur, Kebayoran lama, Jakarta Selatan pada Jumat (29/11/2019) itu curiga dengan gerak-gerik Mukhlis.
Kecurigaan petugas P3S benar adanya, ketika didekati petugas, Mursyidin mengungkapkan jika Mukhlis ketakutan.
Walau begitu, Mukhlis katanya tidak melawan dan menuruti permintaan petugas P3S ketika digiring masuk ke dalam mobil Dinas Sosial DKI Jakarta.
"Memang ini (Mukhlis) sudah sering kami pantau dan selalu lari ke bank dengan alasan mau nabung," ungkap Mursyidin dihubungi pada Jumat (29/11/2019).
"Tapi kali ini tidak bisa berkilah, dia kami amankan karena memang terbukti mengemis," tegasnya.
Dalam pemeriksaan, lanjutnya, petugas menemukan dua amplop cokelat yang disimpan Mukhlis dalam kantong plastik.
Dua amplop berlogo Bank BNI itu rupanya berisi uang cukup banyak dengan nominal berbeda.
Sebuah amplop diketahui berisi uang sebanyak Rp 180 juta dengan pecahan uang Rp 100.000.
Sedangkan dalam amplop berikutnya, petugas P3S menemukan uang yang tersusun rapi sebesar Rp 2 juta dengan pecahan uang Rp 50.000.
Dibina
Berbekal temuan sekaligus laporan pemeriksaan, Petugas P3S katanya segera membawa Mukhlis ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Kembangan, Jakarta Barat.
Mukhlis katanya akan menjalani rehabilitasi untuk mendapatkan pembinaan, sehingga diharapkan tidak kembali mengemis di jalan.
"Dia akan dibina dan menjalani rehabilitasi, harapannya supaya tidak lagi mengemis di jalan," jelasnya.
Terkait hal tersebut, Mursyidin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberi sesuatu di jalan.
Sebab, bukan hanya melanggar ketentuan, pemberian justru akan mendorong para Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) untuk kembali turun ke jalan.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada pengemis, tapi salurkan ke masjid atau lembaga badan penyelenggara kesejahteraan sosial."
"Dengan demikian, akan lebih memberi manfaat ketimbang kepada pengemis, " paparnya. (*)