News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ki Kusumo dan Komando Pejuang Merah Putih Turun Bantu Korban Banjir di Bekasi

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ki Kusumo di Jatiasih Bekasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsultan Supranatural, Ki Kusumo kali tidak berbicara mengenai nasib selebriti atau tokoh masyarakat di tahun 2020 ini, namun yang menjadi sorotan Ki Kusumo yang juga produser dan pemeran film layar lebar ini mengupas masalah banjir yang terjadi di awal tahun 2020.

Berbicara banjir, menurutnya memang tidak lepas dari lokasi.

"Jika cerita lokasi memang karena kali ini adalah banjir terparah jadi kita tidak bisa berputar di setiap lokasi, ada beberapa titik fokus yang jelas di daerah Bekasi," ungkap Ki Kusumo yang sedang berada di lokasi Perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa dan Jatiasih Bekasi.

Ki Kusumo dibekasi

Bekasi diakuinya adalah suatu daerah yang langganan banjir, seperti Pondok Gede Permai, Jatirasa,

"Jatiasih ini contohnya, hampir dikatakan setiap tahun daerah ini selalu terkena banjir dan dampaknya selalu terlihat pasca banjir itu sampai satu atau dua bulan. Baunya sampai tidak karu-karuan. Artinya dalam hal ini saya selaku warga masyarakat yang juga mempunyai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) merasa terpanggil bahwa ini adalah merupakan sebuah peristiwa alam dan banyak masyarakat yang butuh bantuan dalam peristiwa banjir ini," papar Ki Kusumo.

Penduduk Jatiasih

Oleh karena itu Ki Kusmo dan rekan-rekan yang tergabung dalam Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) turun ke lokasi terdampak banjir, kemudian membantu masyarakat yang terkena musibah banjir agar meringankan beban yang terkena banjir.

"Bantuan yang bisa diberikan macam-macam, kita memberikan ada Mie Instan, Nasi Bungkus, lebih kurang makan dan minuman serta kami memberikan bantuan perahu karet untuk mengevakuasi warga," jelas Ki Kusumo.

Papan Ki Kusumo

Dalam kondisi seperti ini masyarakat diakui Ki Kusumo lebih membutuhkan bantuan langsung berupa makanan.

"Bukannya uang, dimana uang jadi tidak berharga manakala mereka merasa lapar. Jadi pada saat situasi tertentu banyak masyarakat yang belum makan, kadang-kadang sampai dua hari, minimal sehari, karena mereka mengalami kesulitan untuk keluar dari rumah, karena rumahnya dikepung oleh banjir, mereka tidak berani keluar untuk meninggalkan rumah karena dianggap masih ada barang-barang berharga, sementara toko-toko, tempat jualan makanan dan minuman tutup, mereka semua sama-sama terkena banjir," ujar Ki Kusumo.

Akibatnya, dikatakan Ki Kusumo, diantara masyarakat yang terkena banjir itu jika tidak adanya bantuan makanan, benar-benar murni tidak makan.

Oleh karena itu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang terkena bencana banjir ini tentunya adalah makanan, minuman, kemudian juga air bersih. Karena peristiwa banjir selalu juga berkaitan dengan listrik mati, sehingga mengakibatkan air-air bersih, Pam, dan lain-lain juga tidak menyala atau berhenti beroperasi.

"Jika saya ditanyakan saran kepada pemerintah daerah atau pemerintah pusat, kembali lagi bahwa butuh jalan keluar, karena tiap daerah tentu jalan keluar mengatasi bencana banjir ini berbeda-beda dan ini harus segera disikapi bukan hanya untuk sebuah teori, karena peristiwa banjir ini bukan merupakan pertiwa yang baru pertama kali. Ada pengalaman berulang-ulang yang seharusnya memberi pelajaran bagi kita bagaimana kedepan ? dan apa yang harus kita lakukan," urainya.

Menurut Ki Kusumo, fenomena banjir kali ini jika dikaitkan dengan dunia spiritual, tentu tak lepas dari bumi. Bahwa bumi ini sudah tua, bahwasanya yang semua yang sudah tua dan sudah berumur, sudah mulai sakit-sakitan.

"Sekarang pengertian tuanya bagaimana ?. Yach tinggal kita lihat umurnya saja sudah berapa ribu tahun. Dari kondisi ribuan tahun itu kemudian apalagi yang terjadi. Oleh penghuninya yaitu manusia tidak dipelihara, misalnya dihabisi pohon-pohonya lupa melakukan reboisasi sehingga terjadi longsor, unsur serap air berkurang, air yang seharusnya masuk kedalam tanah akhirnya mengalir diatas permukaan tanah dan menggenangi area-area yang lebih rendah, terutama sudah mulai berkurang atau banyak hilangnya area serap air sehingga membuat air mengalir-mengalir dan akhirnya menggenangi area yang lebih rendah," papar Ki Kusumo.

Jadi, jika Ki Kusumo ditanya secara spiritual tentu jawabannya bahwa bumi ini sudah tua dan harus diperbaiki bersama.

"Caranya, perbanyak doa dan janganlah melakukan sesuatu yang merugikan alam. Hal-hal yang berkaitan dengan konsep pemeliharaan alam dikembalikan lagi, diusahakan lagi, dan dibangun kembali. Bumi ini harus disayang, dipelihara serta diberi obat, dan diberi makanan yang cukup sehingga mampu memelihara manusia atau masyarakat hingga ribuan tahun kedepan. Jadi intinya bersahabat dengan alam, memelihara alam akan membuat kita hidup didalam alam," jelas Ki Kusumo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini