News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2020

Tiga Nama yang Menguat sebagai Bakal Calon Wali Kota Tangsel

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri Wakil Presiden Kiai Maruf Amin, Siti Nur Azizah saat berkunjung ke Redaksi Warta Kota di Palmerah Barat, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2019). Siti Nur Azizah akan maju menjadi bakal calon Wali Kota Tangsel pada Pilkada 2020 mendatang. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL  - Tiga nama menguat sebagai bakal calon wali kota Tangsel pada Pilkada yang akan digelar September ini.

Ketiga nama tersebut yaitu Siti Nur Azizah, Benyamin Davnie, dan Muhamad.

Pengamat Politik dari UIN Ciputat, Zaki Mubarak menilai yang menarik adalah pendatang baru di panggung politik Tangsel.

Dia adalah Azizah yang dianggap berhasil membangun popularitasnya di Tangsel dalam waktu singkat.

"Enggak banyak nama yang beredar. Baru putrinya Pak Ma'ruf Amin saja yang muncul (Azizah). Yang muda-muda, visioner dan berintegritas (memang) perlu dimunculkan," ungkap Zaki kepada awak media, Kamis (30/1/2020).

Baca: Pilkada Serentak 2020 akan Gunakan Aplikasi SIMPAW, Simak Tahapan Mendaftar PPS/PPK

Zaki juga menilai, keberhasilan Azizah tersebut karena terus mensosialisasikan visinya, yakni  Pemerataan Kemajuan untuk Kesejahteraan (Permata) Tangsel ke berbagai komunitas warga.

"Selama ini dibanding kandidat lain, Bu Azizah relatif berhasil membangun popularitasnya. Pak Muhammad juga cukup dikenal. Pak Benyamin ada problem karena dianggap bagian dari penguasa masa lalu, sementara masyarakat Tangsel menginginkan perubahan," tambahnya.

Problem Benyamin, kata dia,  karena selama dua periode mendampingi Airin sebagai Wali Kota Tangsel.

Sehingga sosok Benyamin, sulit dipisahkan dari Airin.

"Selama itu (dua periode) banyak sekandal yang melibatkan dinasti politik: korupsi di sejumlah dinas di Tangsel.  Karena posisinya sebagai wakil Bu Airin, maka ia sering dipersepsikan sebagai bagian dari beroperasinya dan kerjanya dinasti politik," kata Zaki.

"Tapi itu hanya persepsi publik. Pastinya Pak Ben juga tidak senang jika dianggap sebagai bagian politik dinasti," imbuhnya.

Melihat figur kandidat yang non kader partai, Zaki mengatakan, calon non parpol diperlukan pada umumnya karena elektabilitasnya lebih tinggi, juga lebih populer.

"Apalagi kondisi saat ini tingkat kepercayaan masyarakat pada parpol terus merosot. Bukan berarti kader parpol tidak ada yang bagus. Ada beberapa yang bagus juga," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini