Laporan wartawan Tribunnews.com Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Setiap malam Mak Namah merasa cemas. Perempuan 71 tahun itu khawatir rumah yang dia tempati bersama anak-anak dan cucunya roboh.
Rumah Mak Namah berada di Kampung Markan Rawa Roko, Kelurahan Bojong Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Rumahnya bersebelahan persis dengan tembok pembatas dengan perumahan Kemang Pratama 2.
Saat ini perempuan berusia 71 tahun tersebut bisa melihat langsung Kemang Pratama 2 lantaran tembok pembatas tersebut roboh. Penyebabnya adalah tanah longsor sejak 1 Januari 2020 akibat bencana banjir.
Mak Namah dan keluarganya tidak sendirian. Ada beberapa keluarga yang rumah mereka berdiri di dekat tanah longsor tersebut.
"Saat ini ada 16 jiwa yang tinggal di delapan rumah di atas tanah yang semakin kritis. Longsor bisa terjadi kapan saja," ujar Banjir, putra Mak Namah, ditemui di lokasi longsor, Jumat (7/2/2020).
"Apalagi saat ini hujan makin sering mengguyur Kota Bekasi," sambung Banjir.
Banjir menuturkan pihak kelurahan dan kecamatan telah meninjau lokasi. Namun demikian, sampai saat ini belum ada kepastian kapan penanganan tanah longsor ini. Baik dari pihak pengembang Kemang Pratama maupun Pemerintah Kota Bekasi.
Agus Kurniawan, pengurus RW 36 Kemang Pratama 2, termasuk yang terancam oleh tanah longsor tersebut. Tanah longsor itu hanya berjarak 30 cm dari belakang tembok rumahnya.
Dia berharap pihak pengembang Kemang Pratama dan Pemkot Bekasi bisa segera menangani tanah longsor ini.
"Warga saya yang tinggal di ujung Jalan Melati 9 dan Melati 10 saat ini juga merasa was-was karena bila terjadi longsor susulan dan rumah di atas roboh, bisa menimpa rumah kami dan mengakibatkan korban jiwa," ujar Agus kepada Tribunnews.com, Jumat (7/2/2020).