TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka merayakan "International Women's Day" pada 11 Maret dan Hari Kartini 21 April, Lembaga Teater Perempuan (LTP) M.A.S. Yogyakarta Bekerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Angkatan’49 Mempersembahkan Pementasan Teater Musikal bertajuk "Pusaran Cinta".
Disutradari oleh Guru Besar ISI Yogyakarta Prof. Dr. Yudiaryani, "Pusaran Cinta" akan diselenggarakan pada 6 dan 7 Maret 2020 di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta, mulai 19.30-22.00 WIB.
Artis Wulan Guritno turut andil dalam pertunjukan ini bersama Chandra Nilasari, Hakim Indra P, Luwi Darto, Merynda Yola, Rendy Irawan Sandi, Takuloe, Risa Erdila, Silvia A Purba, M. Nur Fadil, Ninit Ungu, Favio Soares, Jeannete, Ipank Fales, Kevin Abani, Daning Doyo, Ericha Nur, Dhasy Swas, Didik Saputro, dan Dinar Saka.
Pertunjukan "Pusaran Cinta" merupakan tafsir baru yang diterjamahkan oleh Toto Sudarto Bachtiar dari naskah aslinya yang berjudul A Streetcar Named Desire karya Tennessee Williams, penulis drama Amerika.
A Streetcar Named Desire merupakan karya terbesar Tennessee Williams yang berhasil memenangkan hadiah Pulitzer untuk sastra Drama dan dimainkan di panggung Broadway US sepanjang dua tahun tanpa henti.
Naskah ini menunjukkan adanya pertentangan antara nilai tradisi dunia lama (Eropa) dengan nilai dunia baru(Amerika). Pertentangan pemikiran terjadi antara keanggunan melawan agresivitas dan materialisme.
Konflik kejiwaan yang terjadi antara individu dan lingkungannya, antara individu dengan pikirn-pikirannya sendiri, dengan harapan dan fantasi-fantasinya.
Wujud Perjuangan Sosok Perempuan
Lalu apa relevansinya dengan masyarakan penonton di Indonesia? relevansinya adalah, pertunjukan teater musikal "Pusaran Cinta" menjadi potret kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Ada relasi struktur masyarakat yang kuat antara cerita dengan kehidupan masyarakat di Indonesia, yaitu perjuangan hidup masyarakat pinggiran dan perjuangan hidup perempuan.
Indonesia sebagai negara yang sedang membangun memiliki dampak psikologis dan sosiologis bagi kehidupan masyarakat.
Sistem materialisme, kapitalisme, dan individualisme khas masyarakat maju dan metropolitan mengubah pula cara berpikir, bangunan mental dan sikap, serta nilai-nilai keyakinan keseharian masyarakat di Indonesia.
Dampaknya, terjadi ketegangan antara kaya dan miskin, terdidik dan tak terdidik, diskriminasi kerja antara laki-laki dan perempuan.
Pertunjukan teater musikal "Pusaran Cinta" menjadi wujud perjuangan dan ketangguhan sosok perempuan menuntut hak-hak azasinya untuk setara di wilayah publik di mana selama ini laki-laki sebagai penguasa tunggal. Dalam struktur patriarki, perempuan selalu terpinggirkan.