TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Kemanusiaan Ansel Adalah Kita, Rabu (12/2/2020) menggelar aksi demo di depan Museum Polri, Jakarta Selatan.
Dalam aksinya, massa menuntut Mabes Polri mengambil alih kasus kematian tidak wajar Ansel Wora di Ende yang sudah 100 hari lebih tidak terungkap.
"Ini hari kedua kami demo di Mabes Polri. Kami minta Mabes Polri ambil alih kasus kemarin Ansel Wora yang misterius karena Polda NTT dan Polres Ende masuk angin," ucap orator demo dari atas mobil komando.
Sang orator juga mengancam bakal terus demo di Mabes Polri hingga kasus kematian Ansel Wora terungkap.
Baca: Mahfud MD Enggan Jelaskan Langkah Antisipasi WNI Eks ISIS Pulang Sendiri, Mengapa?
Tidak hanya itu, massa juga menuntut Kapolres Ende AKBP Achmad Muzayin, Kapolda NTT Irjen H Hamidin dicopot dari jabatannya lantaran lamban mengungkap kasus Ansel Wora.
Apabila kasus Ansel Wora tidak diungkap, massa khawatir akan banyak Ansel-Ansel lainnya yang bernasib sama, kasusnya tidak diungkap dengan terang benderang.
"Kasus Ansel sangat sederhana, tapi apa yang terjadi? Polisi seolah tidak maju. Kasus ini dibuat sulit, seolah ada sesuatu dibalik kematian saudara kami," teriak orator.
Untuk diketahui Ansel Wora (45) PNS Dinas Perhubungan Kabupaten Ende meninggal pada Kamis (31/10/2019) lalu di Ekoreko, Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende, NTT.
Baca: Nasib Wanita yang Pernikahannya Hanya Bertahan 12 Hari Makin Pilu, Sulit Bercerai Karena Hal Ini
Korban ke Ende untuk memenuhi permintaan rekannya yang meminta bantuan memperbaiki mobil DAK yang rusak. Akhirnya korban menuju Ende bersama dua temannya.
Keluarga kaget karena keesokannya mendapat kabat Ansel sudah meninggal, jenazahnya ada di RSUD Ende. Keluarga menduga Ansel meninggal tidak wajar karena di kepala korban terdapat luka robek dan memar.
Baca: Yasonna: Dalam Waktu Dekat Tim Independen Laporkan Hasil Kasus Delay Kedatangan Harun Masiku
Awalnya kasus Ansel ditangani oleh Polres Ende sampai akhirnya pada 20 Januari 2020 kasus dilimpahkan ke Polda NTT. Hingga kini Polda NTT belum juga menunjukkan keseriusan untuk mengungkap.
Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa lebih dari 50 saksi dan berkali-kali melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Untuk kepentingan penyidikan, jenazah korban telah diotopsi namun hasilnya belum keluar.