News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cuaca Ekstrim

BMKG Jelaskan Pemicu Cuaca Ekstrem di Jabodetabek, Diprediksi Terjadi Sampai Maret 2020

Editor: tribunjakarta.com
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awan hitam terlihat menyelimuti langit dikawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di wilayah Jakarta pada sore hingga malam hari. (Tribunnews/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM - Cuaca ekstrem yang melanda Jabodetabek, beberapa hari terakhir, dipicu karena faktor dinamika atmosfer skala lokal.

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan pemicu cuaca ekstrem yang melanda Jabodetabek beberapa hari terakhir.

"Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Jabodetabek beberapa hari terakhir secara dominan dipicu oleh faktor dinamika atmosfer lokal," ujar Dwikorita di kantornya, Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Secara sederhana, dinamika atmosfer lokal merupakan fenomena pertemuan masa udara dan terpusat di satu wilayah.

Selain itu, di waktu yang bersamaan, terjadi pula labilitas udara yang kuat.

Menurutnya fenomena tersebut, terjadi di wilayah Jawa Barat bagian barat, termasuk Jabodetabek.

Hasilnya, curah hujan tinggi terjadi secara merata dan terjadi dalam kurun waktu yang panjang di wilayah-wilayah tersebut.

"Dan terukur mulai tanggal 24 Februari pukul 07.00 WIB hingga 25 Februari pukul 07.00 WIB, khususnya di wilayah Kemayoran adalah yang mencapai yang tertinggi, yakni 278 mm," ujar Dwikora.

"Ini sudah melampaui 150 mm. Berarti merupakan intensitas hujan ekstrem," lanjut dia.

HALAMAN SELANJUTNYA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini