TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan kebijakan work from home atau bekerja di rumah demi menekan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Langkah tersebut memberikan efek positif bagi kualitas udara di Jakarta.
Baca: UPDATE: 413 Pasien Dirawat di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Sampai Hari ini, Meninggal 3 Orang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih mengungkapkan kualitas udara di Jakarta mengalami perbaikan dalam beberapa minggu terakhir.
Ia mengakui bahwa bekerja di rumah menjadi salah satu faktor.
Selain bekerja di rumah, faktor hujan dan angin juga menambah perbaikan kualitas udara Jakarta.
"Hujan yang turun di Jabodetabek juga turut membantu tercucinya atmosfer dari polusi,” kata Andono dalam keterangan tertulisnya Selasa (31/3/2020).
Menurutnya berdasarkan pemantauan di lima Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, hasilnya menunjukan perbaikan kualitas udara.
Hal itu ditunjukan dari menurunnya kosentrasi parameter PM 2.5 atau partikel debu halus berukuran 25 mikrogram/m³ selama penerapan bekerja di rumah.
“Namun, penurunan ini juga konsisten dengan tingkat curah hujan. Ketika curah hujan tinggi, kosentrasi parameter PM 2.5 menunjukan penurunan dan ketika hari-hari tidak hujan, kosentrasi parameter PM 2.5 sedikit meningkat,” kata dia.
Selain itu, menurutnya arah angin juga berpengaruh terhadap polutan jenis PM 2.5 ini.
“Arah angin yang mengarah ke Ibukota juga mempengaruhi konsentrasi parameter PM 2.5,” kata dia.
Baca: Pemerintah Berlakukan Pelarangan Sementara Kunjungan WNA Masuk dan Transit Wilayah Indonesia
Diketahui sudah satu minggu ini Ibukota Jakarta menerapkan bekerja di rumah bagi pegawai negeri sipil ataupun swasta. Hal ini sebagai upaya pencegahan penularan virus corona yang mewabah sejak awal bulan Maret 2020 lalu.
Akibatnya jalan-jalan di Ibukota yang biasanya macet terpantau lancar meskipun di jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari.
1 juta lebih pekerja di Jakarta bekerja di rumah
Baca: Tegal Isolasi Wilayah demi Taati Jokowi, Wakil Walkot Bagi Sembako: Tak Cuma Menutup Tanpa Solusi
Berdasarkan catatan Pemprov DKI Jakarta, angka pekerja di Jakarta yang bekerja di rumah sudah melebihi 1 juta orang.
"Jumlah pelaporan perusahaan yang telah melakukan langkah-langkah pencegahan Covid-19 sampai 31 Maret 2020 ini ada 1.026.518 tenaga kerja," ucap Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi (Disnakertrans) Energi Andri Yansyah, Selasa (31/3/2020).
Jumlah tersebut berasal dari 2.612 perusahan yang telah meminta karyawannya untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun mengingatkan warga untuk tetap menjaga jarak dan membatasi aktivitas di luar ruangan.
"Tetap semangat lawan Covid-19 dengan physical distancing dan tetap bekerja dsei rumah," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menyerukan kepada dunia usaha untuk menghentikan sementara kegiatan perkantoran.
"Kepada dunia usaha, kita mengeluarkan Seruan Gubernur Nomor 6/2020 yang menegaskan. Ini stastusnya seruan, tapi menegaskan bahwa seluruh kegiatan perkantoran untuk sementara waktu dihentikan, menutup fasilitas operasional, dan tidak melakukan kegiatan perkantoran, tapi lakukan kegiatan di rumah," ucap Anies, Jumat (20/3/2020).
Anies berharap, seluruh pelaku usaha di Jakarta bisa segera menerapkan seruan tersebut demi mencegah penularan virus corona.
Baca: Pantau Pergerakan Pemudik di Tengah Pandemi Virus Corona, Desa Diminta Buat Pos Jaga Gerbang
Sebab, pembatasan interaksi di luar rumah dianggap Anies sebagai cara paling ampuh memutus mata rantai penularan virus asal Wuhan, Tiongkok itu.
"Seruan ini berlaku pekan depan dan kita berharap ditaati dunia usaha karena bagaimanapun hug hanya bisa efektif bila semua serentak melakukannya," kata Anies.
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Satu Minggu Work From Home Akibat Virus Corona, Kualitas Udara Jakarta Dilaporkan Membaik