"Terkait penanganan ini, perlu sekali di Jakarta ini adalah dukungan untuk kecepatan melakukan testing supaya kita bisa mendeteksi lebih awal orang-orang yang nterpapar," kata Anies, seperti yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Kompas TV, Kamis (2/4/2020).
"Banyak dari kasus itu terlambat tahunya, terlambat penangannya, akibatnya fatal atau kita terlambat mendeteksi sehingga dia sudah menularkan pada yang lainnya," sambungnya.
Anies memaparkan, saat ini kurva penularan virus corona di Jakarta masih terus meningkat.
Menurutnya, hal ini cukup mengkhawatirkan.
"Jadi, Pak Wapres, pada saat ini di Jakarta, kita belum menyaksikan kurva ini merata, kurvanya masih meningkat," tutur Anies.
"Ini agak mengkhawatirkan kalau kita perhatikan masih meningkat terus," tambahnya.
Menurut Anies, jumlah kasus yang terkonfirmasi positif sangat tergantung pada kecepatan pemerintah melakukan testing.
Baca: KSAD Perintahkan Pembangunan Laboratorium Rapid Test RSPAD Dipercepat
Apabila jumlah orang yang diperiksa sedikit maka jumlah kasus positif yang tercatat pun akan sedikit.
"Misalnya saat ini sudah ada 400 yang meninggal, sebutlah tingkat kematiannya 10 persen, maka proyeksi kita yang saat ini sudah ada itu 4.000 kasus, bila yang meninggal 5% artinya ada 8.000 kasus di Jakarta," kata Anies.
"Jadi jumlah yang dinyatakan positif itu tergantung kecepatan kita melakukan testing karena yang ditesnya sedikit maka jumlah yang confirm positif jadi sedikit juga," sambungnya.
"Kalau yang dites banyak dan orang-orang yang relevan dengan interaksi dengan mereka yang positif mungkin kita akan menemukan angka yang lebih tinggi, tambahnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, Kompas.com/Walda Marison)