Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Mohammad Arifin menilai ada nuansa berbeda dalam rapat paripurna pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan rapat paripurna yang biasa digelar DPRD DKI.
Arifin mengaku baru kali ini dalam gelaran rapat paripurna DPRD DKI yang mengagendakan pemilihan wagub para anggota dewan nyaris hadir seluruhnya dan datang tepat waktu pukul 10.00 WIB.
Padahal, Jakarta saat ini berstatus tanggap darurat bencana Covid-19 dan jadi salah satu wilayah epicenter penularan virus corona.
"Jadi paripurna yang tadi dengan paripurna yang biasanya diselenggarakan di DPRD ada nuansa yang berbeda. Meskipun saya belum setahun di DPRD, tapi baru kali ini paripurna on time yang hadir hampir full 100 orang di tengah wabah corona," kata Arifin kepada wartawan, Selasa (7/4/2020).
Baca: Terpilih Jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta Dampingi Anies Baswedan, Ini Profil & Kekayaan Riza Patria
Tapi Arifin enggan menjelaskan lebih lanjut soal pernyataannya tersebut.
Ia hanya berharap semangat yang tercermin dari pelaksanaan pemilihan wagub DKI dapat terus dijaga dalam rapat paripurna pembahasan kepentingan masyarakat.
Terutama, soal pembahasan anggaran penanganan Covid-19 di Jakarta.
Baca: Harapan Anies Baswedan Terhadap Ahmad Riza Patria sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta
"Jangan sampai paripurna pemilihan wagub semangat hadir. Tapi pada saat membahas agenda untuk kepentingan masyarakat, termasuk alokasi anggaran untuk Covid-19, kehadiran nggak optimal. Jangan sampai seperti itu," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya Ahmad Riza Patria terpilih jadi wakil gubernur DKI Jakarta.
Politikus asal Gerindra itu unggul telak dari kompetitornya, Cawagub PKS Nurmansjah Lubis.
Baca: Ini Penyebab Gubernur Anies Belum Bisa Tetapkan Status PSBB di Wilayah DKI Jakarta
Dari total 100 hak suara, Riza mengantongi 81 suara.
Sementara rivalnya, Nurmansjah Lubis hanya mengantongi 17 suara.
Sedangkan suara tidak sah sebanyak dua (2) suara, sehingga total ada 98 suara sah.
Voting suara pemilihan wagub DKI ini berlangsung tertutup di ruang rapat paripurna Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (6/4/2020).
Pemprov DKI menyiarkannya secara live streaming dari kanal Youtube mereka.
Biodata Ahamad Riza Patria
Ahmad Riza Patria terpilih menjadi wakil gubernur (wagub) DKI Jakarta dalam pemilihan wagub oleh DPRD DKI Jakarta, Senin (6/4/2020) siang.
Mantan anggota DPR RI dari Gerindra itu menang telak dalam proses pemilihan suara yang dilakukan di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta.
Sosok yang diusung oleh Gerindra ini mendapat 81 suara dari 100 anggota DPRD DKI yang menggunakan haknya.
"Nomor urut satu Ahmad Riza Patria dengan perolehan suara 81," ucap Ketua Panitia Pemilihan (Panlih) Wagub DKI Farazandy Fidinansyah, Senin (6/4/2020).
Baca: Riza Patria Terpilih Jadi Wagub DKI, Anies Ucapkan Selamat: Insya Allah Kita Bisa Kerja Sama
Sementara rivalnya, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nurmansjah Lubis, mendapatkan 17 suara.
"Nomor urut dua, Nurmansjah Lubis dengan perolehan suara 17," ujarnya dalam rapat paripurna pemilihan Wagub.
Adapun surat suara sah berjumlah 98, sedangkan yang tidak sah ada 2 surat suara.
Terpilih menjadi pengganti Sandiaga Uno dan akan mendampingi Anies Baswedan, berikut profil lengkap Ahmad Riza Patria.
Lahir : 17 Desember 1969, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Fraksi : Partai Gerindra
Daerah Pemilihan: JAWA BARAT III
Riwayat Pendidikan
- SD Negeri 08 Kedaung Kaliangke Jakarta tahun (1977 - 1983)
- SMP Islam Al Azhar Pusat tahun (1963 - 1986)
- SMA Islam Al Azhar tahun (1986 - 1989)
- Teknik Sipil, ISTN tahun (1989 - 1997)
- Master in Bussines Adminitration, ITB Bandung (2004 - 2008)
Riwayat Pekerjaan
- PT Indoproperti Galaraytama, sebagai: Komisaris (2001 - 2015)
- PT Penta Derma Gala, sebagai: Komisaris (1999 - 2010)
- PT Gala Ray Pratama, sebagai: Direktur Utama (1999 - 2015)
- Ray White Casablanca, sebagai: Principal (1998 - 2003)
- PT Gala Ariatama, sebagai: Direktur Utama (1997 - 2015)
Riwayat Organisasi
- DPP Persatuan Anak Guru Indonesia (PAGI), sebagai Sekjen (2011- 2016)
- DPN Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia, sebagai Sekjen (2010 - 2015)
- KADIN Indonesia, sebagai Ketua Komtap Organisasi (2010 - 2015)
- DPN Garda Muda Merah Putih (GMMP), sebagai Ketua Umum (2009 - 2014)
- DPP Partai Gerindra, sebagai Ketua (2008 - 2015)
- PB Persatuan Bukutangkis Indonesia (PBSI), sebagai: Wakil Ketua Humas (2008 - 2013)
- Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia, sebagai Komandan (2006 - 2014)
- Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) sebagai: Wakil Sekretaris Jenderal (2006 - 2011)
- Indonesia Council of World Affair (ICWA), sebagai Anggota (2006 - 2015)
- DPP KNPI, sebagai Ketua (2002 - 2005)
- DPD KNPI DKI Jakarta, sebagai Ketua (2002 - 2005)
- BPD Hipmi Jaya, sebagai Wakil Ketua (2001 - 2003)
- DPP GEMA MKGR, sebagai Ketua (2001 - 2006)
- DPP BPKPRMI, sebagai Bendahara (2000 - 2003)
- Ikatan Alumni SMA Islam Al Azhar, sebagai Wakil Ketua Umum (1992 - 1995)
- Senat Mahasiswa ISTNA, sebagai Bendahara (1992 - 1993)
- Remaja Mesjdi Darul Muttaqien, sebagai Ketua Umum (1988 - 1990)
- OSIS SMA Islam Al Azhar, sebagai Ketua (1987 - 1988)
Daftar Kekayaan
Berdasarkan situs elhkpn.kpk.go.id, Ahmad Riza Patria telah tiga kali melaporkan harta kekayaannya, yaitu pada 2012, 2016, dan 2019.
Padahal, ia telah menjadi anggota DPR sejak 2014.
Tercatat, Ahmad Riza Patria memiliki harta kekayaan Rp 19.423.179.684.
Tanah dan bangunan menyumbang sebagian besar aset yang dimiliki putra Drs H Amidhan, Ketua MUI Bidang Produk Halal tersebut.
Tercatat, Ahmad Riza Patria memiliki empat tanah dan bangunan dengan nilai Rp 17,2 miliar.
Tiga bidang tanah dan bangunan Ahmad Riza Patria berada di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat serta satu tanah warisan di Islamic Village.
Sayangnya, tidak diketahui alamat tanah seluas 390 m2 itu yang nilainya Rp 2.379.000.000.
Selain tanah dan bangunan, Ahmad Riza Patria memunyai tiga unit mobil dengan nilai Rp 1.008.000.000.
Ahmad Riza Patria masih memiliki aset harta lain syang menyumbang kekayaannya.
Yaitu harta bergerak lainnya Rp 401.661.400; kas dan setara kas Rp 13.518.284; dan harta lainnya Rp 800 juta.
Sebelumnya, Partai Gerindra dan PKS telah mengusulkan dua nama calon wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno kepada DPRD DKI Jakarta.
Dua nama itu adalah politikus Gerindra Ahmad Riza Patria dan politikus PKS Nurmansjah Lubis.
Riza dan Nurmansjah merupakan cawagub baru yang diusulkan Gerindra dan PKS.
Mereka menggantikan dua nama cawagub sebelumnya, yakni kader PKS Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.
Gerindra dan PKS mengganti nama cawagub karena nama Agung dan Syaikhu tak kunjung diproses oleh DPRD DKI Jakarta.
Padahal, dua nama itu sudah diserahkan ke DPRD pada Maret 2019.