TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Pesanan peti jenazah meningkat selama masa pandemi corona. Seiring dengan terus bertambahnya kasus positif corona atau Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia.
Jumlah pasien positif yang bertambah per harinya, hampir rata-rata 100 orang. Kondisi ini membuat Afit, 30 tahun, sibuk. Ia adalah seorang pembuat peti jenazah di Jalan Raden Fatah Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Order yang diterima Abid Berkah Funeral Services, kata Afit, meningkat seiring masa pandemi corona. Kesibukan itu terlihat di tempat pembuatan petinya.
"Tok, tok, tok," suara sejumlah pegawai tengah membuat peti jenazah. Yang lain, tengah mengecat kayu. Mengarsir peti tersebut.
Di kotak persegi panjang coklat itu, mereka menempelkan aluminium foil. Menurut Afit, aluminium foil satu di antara yang membedakan antara peti jenazah biasa dengan peti jenazah khusus pasien corona.
Setelah menerima orderan, ucap Afit, peti mati akan dikirimkan ke tempat pemakaman umum atau ke rumah sakit, tergantung pesanan.
Selama pandemi corona, orderan semakin bertambah. Pada pekan lalu saja ia menerima lima peti mati khusus pasien corona."Jumlah pesanan peti meningkat. Tapi untuk pengiriman luar kota yang berkurang," kata Afit kepada Tribun, Rabu (8/4/2020).
"Rata-rata menggunakan peti karena dinyatakan di-resume medisnya itu menular, atau covid bahasanya," sambungnya.
Afit menerangkan lapisan untuk peti mati pasien positif corona dibedakam dengan peti mati biasa.Yakni menambahkan bahan aluminium foil sebagai pelapis kayu meranti yang biasa digunakan untuk bahan dasar peti mati.
"Yang membedakan dengan peti biasa, dia ada lapisan lagi kita taruh di dasar peti. Sebelum kain putih itu ada aluminium foil atau plastik," kata Afit.
Peti mati yang dibuat Afit, dikirimkan ke sejumlah rumah sakit di wilayah Banten dan Jakarta. Harganya beragam. Tergantung detail dari pemesan.
"Harga peti yang untuk corona itu sekitar Rp 1,5 - Rp 2 juta. Kalau peti jenazah biasa ada perbedaan harga di bawahnya. Karena kalau ini kan' kita desain untuk penderita positif corona," tutur Afit.
Afit berani mengambil resiko. Ia mengaku siap jika harus mengantar jenazah sampai ke tempat pemakaman. "Untuk membantu kemanusiaan," tutur Afit.
Afit berujar jika semua pihak enggan mengantar jenazah, ia menyayangkan hal itu. Karena jenazah juga tetap harus diantar sampai ke liang kubur.Meski begitu, kata Afit, ia tidak memungkiri ada sedikit rasa takut tertular.