TRIBUNNEWS.COM - Puluhan remaja melempar petasan ke dalam rumah seorang warga di Kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung, Jumat (24/4/2020) dini hari.
Para pelaku kesal karena pemilik rumah tersebut mengambil foto salat Tarawih berjemaah di masjid dekat rumahnya pada Kamis (23/4/2020).
Pemilik rumah tersebut juga mengunggah ke akun Twitter dan ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Aksi yang sempat viral di media sosial ini, mendapat tanggapan dari Majelis Ulama Indonesia dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Berikut tanggapan lengkap mereka terkait perusakan rumah seorang warga oleh puluhan remaja ini:
MUI
Dikutip dari Kompas.com, Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas mengatakan, aparat dan pemerintah boleh mengambil tindakan terhadap warga yang melakukan kerusakan dan tetap menyelenggarakan salat Tarawih di tengah pandemi virus corona.
"Pemerintah sebagai pihak yang secara konstitusional bertugas melindungi rakyat, maka dia bisa membuat peraturan yang melarang orang untuk berkumpul-kumpul, dan atau melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang termasuk melakukan kegiatan shalat berjemaah di masjid dan mushala," kata Anwar kepada Kompas.com, Senin (27/4/2020).
"Dan kalau peraturan itu sudah dibuat dan diberlakukan maka para penegak hukum harus menegakkan aturan tersebut dengan menindak orang yang melanggarnya," jelasnya.
Anwar menyebut, kebebasan beragama memang diatur dalam konstitusi, namun dalam kondisi seperti ini, sebaiknya umat Islam menjalankan ibadah di rumah masing-masing.
Sebab, salat berjemaah di masjid saat ini bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
DPRD DKI Jakarta
Dikutip dari TribunJakarta.com, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Abdurrahman Suhaimi menilai, tak seharusnya warga melakukan perusakan.
Pemerintah sendiri menganjurkan untuk tidak menggelar salat Tarawih berjemaah demi memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Baca: FAKTA Perusakan Rumah Warga yang Lapor Kegiatan Tarawih ke Anies: Pelaku Spontan, Korban Klarifikasi
Baca: Klarifikasi Lengkap Korban yang Rumahnya Dirusak Tetangga Laporkan Soal Tarawih ke Gubernur Anies
Baca: Rumah Warga di Pulogadung Jakarta Timur Dirusak Tetangganya Sendiri Lantaran Mengadu Soal Tarawih
Menurutnya, tak menjalankan salat Tarawih berjemaah tersebut tidak akan mengurangi pahala seseorang.
"Ibadah Ramadhan di rumah bersama keluarga mudah-mudahan tidak mengurangi keberkahan ketika kita menjalankan ibadah bersama keluarga, Insya Allah," ungkapnya, Sabtu.
Ia berharap, masyarakat tetap dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk di tengah pandemi corona.
"Mari kita jalani Ramadhan yang penuh berkah di tahun ini dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan," katanya.
Abdurrahman Suhaimi juga meminta masyarakat untuk berdoa agar pandemi corona bisa segera berakhir.
"Demi kepentingan bersama, umat, dan bangsa ini, mudah-mudahan Covid-19 bisa segera diangkat oleh Allah SWT dari negeri yang kita cintai ini," imbuhnya.
Baca: Penjelasan Hukum Shalat Tarawih di Rumah Beserta Bacaan Niatnya
Baca: Kepergok Rekam Kegiatan Salat Tarawih di Masjid, Rumah Warga Ini Dirusak hingga Dilempari Petasan
Baca: Laksanakan Shalat Tarawih di Rumah, Herwin Tri Saputra: Bapak Rahmad Darmawan yang Menjadi Imam
Diberitakan sebelumnya, Camat Pulogadung, Bambang Pangestu mengatakan, aksi yang dilakukan puluhan remaja tersebut spontan karena kesal kepada pemilik rumah.
"Keterangan waktu mediasi mereka ini spontan pas melakukan, enggak ada yang menyuruh," ujarnya, dikutip dari TribunJakarta.com, Senin (27/4/2020).
"Dalam mediasi menghasilkan kesepakatan apabila kejadian terulang kembali maka (pelaku) akan ditindak sesuai peraturan yang berlaku," jelasnya
Dikutip dari TribunJakarta.com, insiden sudah diselesaikan pada Sabtu (25/4/2020) oleh jajaran tiga pilar Kecamatan Pulogadung.
Didampingi Lurah Jati, personel Polrestro dan Kodim 0505 Jakarta Timur pengurus RW dan pemilik rumah sudah melakukan mediasi.
"Sudah berdamai, kita mediasi dan selesai secara kekeluargaan."
"Dari RW menjamin untuk (pelaku) tidak mengulangi lagi. Kalau terjadi lagi ditindak sesuai hukum oleh petugas," terang Bambang.
Klarifikasi Pemilik Rumah
Dikutip dari TribunJakarta.com, pemilik rumah membenarkan insiden berawal dari cuitan Twitter anaknya.
"Jadi anak saya berusaha supaya saya tidak salat berjemaah di masjid, melihat kondisi orang tuanya yang sudah tua."
"Kekhawatiran anak saya, 'sudah ayah jangan salat di masjid', begitu."
"Saya masih tetap salat, begitu saya salat anak saya secara diam-diam mengambil foto."
"Di Twit-lah, itu malam pertama salat Tarawih," jelasnya, Senin.
(Tribunnews.com, TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci/Bima Putra, Kompas.com/Sania Mashabi)