TRIBUNNEWS.COM - Psikolog dari Lembaga Psikologi Anava, Solo, Maya Savitri turut menyoroti babak baru kasus NF pelaku pembunuhan sadis seorang balita di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat
Fakta baru menyebut sebelum melakukan pembunuhan NF merupakan korban kekerasan seksual dan kini diketahui tengah hamil 14 minggu.
Melihat hal ini Maya menyebut apa yang telah dialami NF bisa menjadi salah satu pemicu remaja 15 tahun ini melakukan aksi pembunuhan yang keji.
Mengingat kekerasan seksual dapat membuat korban rentan mengalami berbagai gangguan psikis.
"Anak (NF) selama ini merasa bingung, tertekan, takut ,cemas, trauma tapi tidak bisa diutarakan ke siapapun, sehingga dia pendam perasaan itu sendiri," kata Maya kepada Tribunnews, Jumat (15/5/2020).
"Sehingga berpengaruh besar anak melakukan tindak kekerasan. Terlebih selama ini NF dikenal sebagai pribadi yang tertutup," sambungnya.
Kendati demikian Maya juga mengungkapkan faktor keluarga juga dapat menjadi pendorong NF melakukan perbuatan keji.
"Pembentukan karakter di pola asuhnya juga berpengaruh besar (dalam memicu aksi tersebut)," ujar Maya.
Dilansir Tribunnews, Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait sempat mengungkapkan bahwa NF berasal dari keluarga yang broken home.
Alhasil, pola pengasuhan kepada anak pun menjadi tidak terawasi.
Lebih lanjut Maya menjelaskan terkait dampak yang dialami korban kekerasan seksual.
"Dampak psikologis anak mengalami suatu trauma yang akan dibawa seumur hidupnya kalau tidak ada pendampingan dan terapi," ungkap Maya.
Tak hanya psikologis, kekerasan seksual juga dapat menimbulkan dampak sosial baik dalam jangka pendek maupun panjang.
"Dampak sosial yang akan ia rasakan yakni hilangnya kepercayaan pada lingkungan, sehingga akan membuatnya semakin tenggelam di kesendiriannya," jelas Maya.
Baca: NF Tersangka Pembunuhan Sekaligus Korban Pemerkosaan Kekasih dan 2 Paman, Bagaimana Nasibnya Kini?
Baca: Kemensos: NF Adalah Pelaku Tindak Kekerasan Sekaligus Korban Kekerasan Seksual
Maya juga mebungkapkan dampak psikologis dan sosial yang dimiliki anak ini dapat memacunya untuk lebih agresif hingga berpotensi melakukan tindak kriminal.
"Karena perasaan tertekan, memendam emosi negatif dan juga kurangnya sentuhan yang hangat saat ia butuhkan di masa kanak-kanak," sambungnya.
Kendati demikian Psikolog dari Lembaga Psikologi Anava, Solo ini mengungkapkan meski dampak kekersan seksual yang dialami NF tidak mudah dihadapi, namun ada kemungkinan untuk disembuhkan.
"Bisa (disembuhkan) asalkan ada peran dari lingkungannya dan kontinu atau secara terus menerus," tegas Maya.
NF Korban Pelecehan seksual dan Sedang Hamil 14 Minggu
Menurut laporan Kompas.com, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry mengungkapkan NF merupakan korban pelecehan seksual.
Sehingga fakta ini membuat posisi NF tak hanya menjadi pelaku tetapi juga sebagai korban.
"Ya betul (NF merupakan korban pelecehan seksual)," ujarnya.
"NF berada dalam dua posisi sekaligus, yaitu sebagai pelaku pembunuhan dan menjadi korban kekerasan seksual," sambung Harry.
Baca: NF Tersangka Pembunuhan Bocah 5 Tahun Sekaligus Korban Kekerasan Seksual, Kini Hamil 14 Minggu
Harry juga menuturkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan psikologis di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, NF diketahui tengah hamil.
"(NF) menjadi korban kekerasan seksual oleh tiga orang terdekatnya, hingga kini hamil 14 minggu" kata Harry.
Lebih lanjut Harry mennyatakan saat ini kasus kekerasan seksual yang dialami NF tengah diselidiki lebih dalam guna mengetahui adakah kolerasinya dengan aksi pembunuhan yang telah NF lakukan.
"Kasus kedua (pelecehan seksual) juga perlu diselidiki untuk mendapatkan kesimpulan logis mengapa anak ini melakukan tindak kekerasan," sambung Harry.
Kronologi Pembunuhan Sadis di Sawah Besar
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto menyebut cara NF membunuh pelaku terbilang sangat sadis.
Heru mengungkapkan NF menghabisi nyawa korban yakni APA (5) dengan mengenggelamkannya ke dalam bak mandi, dicekik, dan mayat korban disembunyikan dalam lemari pakaian kamarnya.
Diketahui peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di rumah NF yang berada di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).
"Awalnya (mayat korban) mau dibuang, tetapi karena sudah sore akhirnya disimpan di dalam lemari," ujar Heru yang dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Setelah itu, besok paginya dia mau membuang mayat tersebut, tapi bingung mencari tempat untuk membuangnya," imbuhnya.
"Akhirnya NF memutuskan untuk pergi sekolah mengenakan seragamnya," ungkap Heru.
Namun di tengah perjalanannya menuju sekolah, NF berganti pakaian yang sudah disiapkan dan memutuskan untuk menyerahkan diri di Polsek Metro Tamansari.
"Akhirnya dia melaporkan diri di Polsek Taman Sari 'saya telah melakukan pembunuhan' gitu," ujar Heru.
"Kemudian dilakukan pengecekan yang dipimpin oleh Kapolsek dan benar di dalam lemari ada sosok mayat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Heru menyebut pelaku mengaku dengan sadar membunuh korban, bahkan NF tidak menyesal dengan perbuatan keji yang telah ia lakukan.
"Si pelaku dengan sadar diri menyatakan telah membunuh. Kemudian menyatakan 'saya tidak menyesal tapi saya merasa puas' gitu," kata Heru.
Tidak hanya itu, Heru juga mengungkapkan pembunuhan yang dilakukan NF ini terinspirasi dari film yang pernah ditontonnya.
"Kami menemukan beberapa hal yang menjadi catatan kami dan pengakuan dari tersangka NF ini dia terinspirasi oleh film," jelas Heru.
Saat dilakukan olah TKP di rumah pelaku, polisi juga menemukan gambar dan papan curhatan NF.
Pihak kepolisian juga merasa curiga kalau aksi pembunuhan ini sudah direncanakan NF sebelumnya.
Pasalnya, polisi menemukan sebuah gambar seorang wanita dalam posisi terikat di dalam salah satu buku catatan milik NF. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya/Igman Ibrahim, Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela)