TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai secara diam-diam mulai menerapkan new normal atau kenormalan baru dalam menghadapi pandemi virus corona Covid-19.
Pernyataan satire atau sindiran tersebut diungkapkan Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan.
Hal tersebut lantaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diberlakukan dengan baik di Jakarta.
Tigor menyebut hal itu terbukti dari beredarnya sejumlah foto dan video kerumunan masyarakat di sejumlah lokasi di Jakarta.
Seperti Pasar Tanah Abang dan Pasar Malam di kawasan Banjir Kanal Timur, Jakarta Timur.
Baca: Tren Kurva Kasus Pasien Virus Corona di Jakarta Grafik Masih Naik Turun Meski Sudah Sebulan PSBB
Banyak masyarakat yang disebut hendak berbelanja kebutuhan persiapan hari raya.
"Media massa banyak mengkritik serta mempertanyakan tidak adanya social distancing dan tidak adanya pengawasan dari aparat Pemprov Jakarta," ungkap Tigor melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Jumat (22/5/2020).
"Kerumunan massa di pasar tradisional dan pasar malam serta macetnya jalan-jalan di Jakarta dianggap sebagai cerminan sikap masyarakat yang 'kembali normal, walaupun PSBB tetap diterapkan' menuju pola hidup normal baru," lanjut Tigor.
Tigor menyebut warga Jakarta sudah bebas bepergian berbelanja dan berkegiatan seperti sebelum masa pandemi Covid-19.
"Tetapi ada juga warga yang dongkol dan marah-marah dengan situasi kerumunan dan tidak tertibnya menjalankan ketentuan PSBB di Jakarta," ungkapnya.
Tigor menuding Anies sudah memulai menerapkan new normal di Jakarta.
"Rupanya warga belum sadar dan belum tahu bahwa gubernur Jakarta Anies Baswedan diam-diam sudah mulai menerapkan hidup normal baru atau new normal di Jakarta," ujar Tigor.
Baca: Ada PSBB, Pengerjaan Proyek Konstruksi di Jakarta Tetap Berjalan
Tigor menyebut Anies ingin lebih dulu menerapkan pola hidup normal baru.
"Bersahabat dengan virus Corona seperti anjuran pemerintah. Anies sudah tidak tahan dan segera saja memulai penerapan hidup normal baru di Jakarta karena pemerintah lambat sekali," ungkap Tigor.
Tigor menilai warga masih memiliki kebebasan beraktivitas sejak diberlakukannya PSBB di Jakarta 10 April 2020 lalu.
"Jadi masyarakat dan media massa tidak perlu kaget dan marah melihat kerumunan ada dimana-mana di Jakarta," ungkapnya.
Menurut Tigor, kondisi tersebut disengaja dan dibiarkan oleh Anies Baswedan yang ingin menerapkan pola hidup normal baru.
"Bagi yang takut dan ragu-ragu diam saja di rumah dan jangan masuk pada kerumunan."
"Marilah kita dukung upaya Anies Baswedan yang membiarkan situasi kerumunan dan tidak ada Social distancing di Jakarta karena sedang mulai menerapkan pola hidup normal baru," sindir Tigor.
Baca: Curhat Ojol Perantau di Jakarta, Menanti Bansos Hampir 2 Bulan Cuma Dapat Bantuan 2 Buah Masker
Apa yang disampaikan Tigor ditegaskan sebagai sindiran.
"Iya itu sarkas, satire, justru saya mempertanyakan, sejak awal saya bilang kalau PSBB di Jakarta nggak pernah jalan," ungkap Tigor kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Jumat.
Tigor mengaku ingin menyampaikan kondisi Jakarta sedang kacau.
"Kalau nggak ada perubahan, bahaya ini. Awal Juni bisa jadi peningkatan tajam," ungkap Tigor.
Sementara itu mengenai perpanjangan PSBB, Tigor menyebut akan tidak berguna jika tidak dibarengi penegakan.
"Perpanjang PSBB tapi kalau tidak ada upaya (penegakan) ya sama saja," ungkap Tigor.
Perpanjang Masa PSBB
Sebelumnya diketahui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memperpanjang masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota.
PSBB diperpanjang selama dua pekan, mulai 22 Mei sampai 4 Juni 2020.
Perpanjangan masa PSBB tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 489 Tahun 2020.
Dilansir Kompas.com, Anies mengklaim dua periode penerapan PSBB, Jakarta mulai bisa mengendalikan pergerakan virus corona.
"Selama dua bulan ini kita sama-sama bekerja mengendalikan pergerakan virus ini dan alhamdulillah sejauh ini terkendali, tetapi ini belum selesai," ujar Anies, Selasa (19/5/2020).
Untuk itu Anies memutuskan memberlakukan PSBB periode ketiga selama dua pekan untuk menuntaskan pengendalian virus corona.
Baca: Tak Kunjung Dapat Bansos Pemprov Jakarta, Perantau Asal Pemalang Senang Dapat Bantuan Pemprov Jateng
Anies menyebut periode ketiga ini merupakan masa yang akan menentukan.
Ia berharap PSBB periode ketiga menjadi PSBB terakhir di Jakarta.
Selanjutnya Anies menilai Jakarta bisa memasuki fase new normal, beraktivitas normal dengan tetap meningkatkan kewaspadaan dan menjalankan protokol kesehatan.
"Jakarta akan menambah status PSBB selama 14 hari mulai 22 Mei sampai 4 Juni. Ini akan bisa menjadi PSBB penghabisan jika kita disiplin. Jangan sampai kita harus memperpanjang lagi," kata Anies.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Nursita Sari)