"Sudah satu minggu ini laris, pengunjungnya banyak sejak Lebaran," kata dia kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (31/5/2020).
Ia tak menyangkal, petugas patroli kerap datang untuk mensterilkan tempat dari pengunjung dan pedagang.
Namun tak lantas membuat kebun teh tak lagi dikunjungi wisatawan.
"Penjualan bagus. Enggak ada berhentinya orang yang pesen kopi, pesen minum. Di sini deretan pedagang Gunung Mas semua," kata dia.
Begitu pun yang dirasakan Heri, pedagang satai ayam di lokasi yang sama.
Dulunya, ia berjualan satai di dalam kawasan wisata Gunung Mas.
Namun semenjak ditutup sesuai anjuran pemerintah untuk memutus penyebaran virus corona ( Covid-19 ), ia terpaksa meliburkan diri.
Keterpurukan tersebut kini telah berganti menjadi keuntungan kembali sejak hari Lebaran Idul Fitri satu minggu lalu.
"Alhamdulillah habis terus. Sudah seminggu ini ramai di sini," kata dia.
Keuntungan ini yang membuat Heri dan kawanan pedagang lainnya betah mangkal sejak pagi hingga sore hari.
Meski kerap kali diusir petugas operasi, namun tak membuatnya berhenti berjualan begitu saja.
"Ya gimana ya, niat kita di sini kan untuk cari uang," kata Heri yang merupakan warga Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Setiap hari, ia membawa 500 tusuk sate yang dijual Rp 20 ribu per porsi.
Jumlah tersebut diakui habis setiap harinya.
"Pedagang enggak hanya saya saja yang untung. Dari Gunung Mas sampai Riung Gunung itu pedagang semua. Mereka juga diuntungkan dari banyaknya wisatawan," ucap Heri.