Pihak kepolisian mengungkap nekatnya Yodi mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri akibat depresi.
Sontak pernyataan yang dikeluarkan pihak kepolisian dibantah pihak keluarga.
Suwandi (46) ayah dari almarhum Yodi mengatakan tak ada gejala depresi pada anak sulungnya itu.
Sebab, sebelum kepergiannya Yodi masih bersikap normal seperti sedia kalanya saat melangsungkan aktivitas.
Bahkan, keyakinan itu samakin menguat tat kala Yodi tetap menjalankan profesinya sebagai editor video di Metro TV.
"Tadi dikatakan bahwa anak saya itu depresi, okelah dari hasil labfor dari hasil rumah sakit Polri seperti yang diketahui itu. Tapi di hari-harinya itu dia tidak menampakan deperesi, bahkan dia masih berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk mencari tukang urut yang bagus karena adiknya itu sedang tidak bisa jalan," kata Suwandi di kediamannya Jalan Alle, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (25/7/2020).
Selain itu, faktor lain yang diperkuat pihak keluarga dalam membantah alasan depresi berupa Yodi yang memiliki angan-angan untuk menikah dalam waktu dekat ini.
Saking ingin mewujudkan angan-angannya itu Yodi pun terus giat bekerja dan mencari penghasilan tambahan.
"Kalau orang depresi ini menurut saya palingan itu tidak bisa kerja, tidak punya harapan, ini dia punya harapan hari-harinya. Ada satu bulan sebelum kejadian, dia membeli laptop untuk mencari uang tambahan karena dia berkeinginan untuk menikah. Itu kan berati dia masih ada harapan," tandasnya.
Adapun hingga saat ini pihak keluraga berharap agar pihak kepolisian dapat menemukan penyebab utama dari kematian Yodi Prabowo.
7 Alat Bukti
Polisi menduga editor Metro TV Yodi Prabowo meninggal karena bunuh diri.
Jenazah Yodi Prabowo ditemukan di pinggir Jalan Tol Pesanggrahan, Jakarta, pada Jumat (10/7/2020) sekitar pukul 11.30 WIB.
Yodi Prabowo ditemukan tertelungkup di dekat tembok dengan masih menggunakan helm, jaket, sepatu, dan tas.