"Kedua dari lokasi, saya tanya 'di mana bapak melihat?' 'Deket Pak' kata dia, saya bersama tim kemudian menyusuri jalan. Jadi dari TKP kalau nyeberang itu masuk perumahan kalau jam 10.00 malam itu diportal, ada makam Tanah Kusir, di sana ada danau, orang itu melihat (dua pria mencurigakan) itu bukan di danau, tapi ke sana lagi. Jadi agak jauh," beber Tubagus.
Dari dua hal tersebut, Tubagus meyakini kedua pria yang sempat dicurigai warga tersebut tidak ada kaitannya dengan kematian editor Metro TV tersebut.
"Jadi itu dari sisi waktu, dari tempat kita lihat itu merupakan dua kejadian yang terpisah. Tidak ada korelasinya," ungkap Tubagus.
Di sisi lain, penyidik juga tidak menemukan ada barang-barang milik korban yang hilang selama kejadian.
Tubagus mengatakan keluarga korban sudah memastikan tidak ada barang Yodi yang hilang.
"Tidak terdapat luka lain kecuali luka di dada dan di leher. Tidak ada luka lain baik lecet maupun akibat benturan benda tumpul," kata dia.
Saat ditemukan jasadnya dalam keadaan telungkup. Darah bersimbah di bawah tubuhnya.
Hanya saja, darah Yodi tidak tercecer di sekitar TKP.
Polisi hanya menemukan sedikit percikan darah korban di tembok dekat jasad itu ditemukan.
Kemudian, polisi menemukan pisau di bawah tubuh editor video itu yang terlungkup.
Diduga kuat, alat tersebut digunakan untuk melukai korban hingga meninggal.
Sementara, dari hasil pemeriksaan laboratorium forensik, polisi mendapati bahwa hanya terdapat sidik jari korban di pisau itu.
"Kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan (Yodi Prabowo) bunuh diri," kata Tubagus.(tribun network/dng/ans/dod)