Namun Turinah mengaku Yodi sering mengikutinya ketika di rumah, di hari-hari sebelum ditemukan tewas.
"Kok saya ke dapur masak gitu dia ikutin, liatin. Terus saya bilang kan 'Mau makan?' itu 'Enggak ma nanti aja gampang'. Terus saya ke atas juga diikutin, kaya ada yang mau diomongin."
"Cuma nggak kelihatan kaya bingung atau gimana, cuma ngikutin aja."
Turinah bercerita, Yodi sempat bermain dengan dan bercanda gurau dengan adik-adiknya pada Selasa itu.
Suwandi menambahkan bahwa anaknya ketika itu pergi bekerja seperti biasanya.
"Saya tanya kepada orang Metro TV juga, gimana sih waktu Selasa anak saya kerja apa di sana?"
"Di hari Selasa itu anak saya ngedit program Prime Time News, terus dia ngedit berita tentang Joko Tjandra, terus dia ngedit juga Top News, yang terakhir Metro Sport."
"Mestinya kalau orang depresi, dia tidak bisa fokus bekerja."
Baca: Keluarga Tak Percaya Yodi Prabowo Bunuh Diri, Sodorkan Bukti dari Orang Pintar, Begini Kata Polisi
Baca: Jasad Yodi Prabowo Positif Narkoba, Kekasih Editor Metro TV Bantah Pernyataan Polisi
Sedangkan Yodi ketika itu mampu mengedit hingga empat program TV.
Suwandi menuturkan, pekerjaan anaknya tidak mungkin selesai bila depresi.
Ditanya Najwa apakah pernah dimintai keterangan atau diperiksa polisi terkait kematian Yodi, Suwandi mengaku tidak pernah.
"Kalau untuk itu tidak pernah, saya hanya di BAP dimintai keterangan dari tanggal 7 apasih yang dikeluhkan Yodi sampai penemuan jenazah itu," jelas Suwandi.
"Hanya WA berapa kali nyarinya, gitu-gitu aja bukan masalah yang depresinya ini," tambahnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)