Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rotua (26) tidak akan pernah lupa momen dirinya empat jam bersembunyi di sebuah gereja di malam terjadinya insiden pembakaran Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Ciracas, Jakarta Timur.
Polsek Ciracas dibakar ratusan orang tak dikenal Sabtu (29/8/2020) dini hari.
Empat mobil pribadi dan satu mobil mini bus Kepolisian Sektor Ciracas mengalami kerusakan akibat insiden penyerangan tersebut.
Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan Operator dan Unit Sabara Polsek Ciracas juga menjadi sasaran. Kaca-kaca ruang SPKT dan Operator dan Unit Sabara pecah tak berbekas.
Menurut informasi yang diterima Rotua, sebuah konvoi yang melibatkan ratusan orang tak dikenal berkumpul di lampu merah Arundina, Cibubur, pukul 23:30 WIB.
Baca: Saksi Mata Ceritakan Suasana Perusakan Mapolsek Ciracas: Jalanan Diblokade, Mobil Dirusak
Baca: Danpuspom TNI Pastikan Pengusutan Kasus Pembakaran Polsek Ciracas Transparan
Ratusan orang tak dikenal dalam konvoi yang menggunakan sepeda motor tersebut berbadan besar dan tegak.
Potongan rambut mereka kebanyakan cepak. Sebelum melancarkan konvoi, kata Rotua, mereka yang terlibat konvoi melengkapi diri dengan bermacam-macam senjata.
Terlihat mereka membawa mulai dari tiang besi, tongkat panjang, senjata tajam hingga sejumlah senjata api.
"Kira-kira pukul 00:00 WIB kata temen saya konvoinya udah gerak. Mereka ngiter (menyusuri) Jalan Raya Bogor dari arah Cibubur - Polsek Ciracas," kata Rotua kepada Tribunnews, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu (30/8/2020).
"Kata teman saya mereka sweeping, kita disuruh jaga-jaga dan engga lewat jalan gede (Jalan Raya Bogor) dulu," sambung Rotua.
Rotua saat itu baru selesai bermain futsal di kawasan Kalisari, Cijantung, Jakarta Timur.
Begitu menerima pesan berupa peringatan akan adanya konvoi tersebut, Rotua dan rekan-rekannya bergegas pulang.
Rotua dan seorang temannya menumpangi sebuah sepeda motor untuk pulang.