TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca demonstrasi tolak UU Cipta Kerja, tiga jurnalis Badan Otonom Gerakan Mahasiswa (BO GEMA) Politeknik Negeri Jakarta hilang kontak.
Ketiganya tengah meliput aksi unras tolak UU Cipta Kerja dan sampai saat ini tak bisa dihubungi.
Ketiga jurnalis persma yang hilang tersebut yakni Ajeng, Dharma, dan Ahsan.
Dalam proses peliputan, BO GEMA menurunkan enam orang ke lapangan
"Pada pukul 10:51, Ajeng, Dharma, dan Ahsan berkabar bahwa mereka sudah tiba di istana dan melaporkan kondisi suasana sekitar masih sepi," kata Redaktur Pelaksana Indah Sholihati dalam keterangannya, Jumat (9/10/2020).
Kemudian, Indah mengatakan pada pukul 11:10, Ajeng mengirim live report video suasana di istana yang masih sepi.
Baca: Polisi Akui Sempat Tahan Jurnalis Media Online, Kini Dilepas, Bagaimana Nasib 17 Jurnalis Persma?
"Setelah itu hilang kontak. Status WhatsApp Ajeng terpantau masih online hingga pukul 15.00. Setelah itu, Ajeng benar-benar tidak bisa dihubungi," lanjut Indah.
Saat ini, GEMA bersama LBH Pers dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) masih terus mencari keberadaan Ajeng, Dharma, dan Ahsan dan sekaligus terus berupaya memvalidasi info yang simpang siur.
Seperti diketahui, tercatat ada belasan jurnalis yang dikabarkan menghilang dalam demonstrasi UU Cipta Kerja.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pengacara LBH Pers Ahmad Fathanah.
Menurutnya, total ada 18 jurnalis yang menghilang dan tak bisa dihubungi usai liputan aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Rinciannya, 17 dari 18 orang yang dilaporkan menghilang berasal dari pers mahasiswa (Persma).
Sementara itu, ada satu jurnalis media online merahputih.com bernama Ponco Sulaksono yang juga menghilang.
Namun berdasarkan informasi, jurnalis Ponco Sulaksono ikut ditahan bersama peserta unjuk rasa lainnya di Polda Metro Jaya.
"Persma kurang lebih 17 orang," kata Ahmad dalam keterangannya, Jumat (9/10/2020).