News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir Kiriman Rendam 8 Perumahan di Bekasi, di Villa Jatirasa Warga Evakuasi Bayi Pakai Bak Mandi

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banjir di Perumahan Villa Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu, (25/10/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Sabtu (24/10) malam mengakibatkan Kali Bekasi meluap.

Delapan kompleks perumahan di sekitar bantaran sungai terendam banjir.

Kasi Rehabilitasi, Rekontruksi BPBD Kota Bekasi, Hendra mengatakan banjir di
delapan titik itu mencapai lebih dari satu meter.

Dia menegaskan petugas sudah diterjunkan ke lokasi banjir untuk mengevakuasi dan menangani warga yang menjadi korban.

”Sudah ada yang surut sebagian, masih ada juga yang tergenang banjir luapan air dari
Kali Bekasi,” katanya, Minggu(25/10).

Banjir Villa Jatirasa. (Warta Kota/Muhammad Azzam)

Wilayah yang terdampak di antaranya Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) dengan
ketinggian air 1 meter.

Kemudian Perumahan Jatirasa dengan ketinggian 2 meter.

Selanjutnya Perumahan Pondok Mitra Lestari (PML) dengan ketinggian air 60 cm dan
sudah surut.

Perumahan Kemang IFI dan Komplek AL juga dipastikan sudah surut dari
banjir.

Berikutnya di Perumahan Jaka kencana, Gang Mawar VI (RT08/08) juga
sudah surut.

Hendra mengatakan banjir tersebut diakibatkan adanya kiriman dari Bogor.

"Iya sebenarnya banjir kiriman dari hulu. Kan Kali Bekasi itu pertemuan Kali Cileungsi dan
Cikeas. Nah di Cileungsi sekitar pukul 19.00 WIB sampai malam hujan deras
(akibatnya) ketinggian air di jalur pertemuan Situ di atas normal, yakni sekitar 740
centimeter," ujar Hendra.

Baca juga: 9 Desa di Kabupaten Bekasi Terendam Banjir

Baca juga: 6 Kecamatan di Kota Bekasi Terendam Banjir Kiriman

Hendra menyatakan BPBD Kota Bekasi sudah siap siaga akan banjir kiriman tesebut.

Ia juga mengklaim telah memberi peringatan ke warga yang rumahnya
berdekatan dengan Kali Bekasi untuk evakuasi mandiri terlebih dahulu.

"Makanya kami sudah ada peringatan dini dari hulu, kami sudah memprediksi 2-3 jam mengarah ke Kota Bekasi. Jadi tim berupaya untuk menginformasi ke masyarakat untuk siaga evakuasi mandiri terlebih dahulu," kata Hendra.

Bayi Dievakuasi

Pemandangan dramatis sempat terjadi di perumahan Villa Jatirasa yang terendam
banjir.

Ada bayi yang berhasil diselamatkan warga dari lantai dua rumah.

Ketua RW 11, Nugroho menceritakan bayi dan ibunya terjebak di balkon lantai dua rumahnya.

Evakuasi tersebut dibantu warga dengan menggunakan bak mandi kecil.

"Si ibu merasa takut jatuh dari ketinggian atau bagaimana. Makanya kami evakuasi hati-
hati, baik dari sang bayi maupun ibunya sendiri,"ujar Nugroho.

Bayi yang dievakuasi itu dalam kondisi sehat.

Nugroho membawa bayi tersebut ke tempat yang lebih aman dan kini sang bayi beserta ibunya mengungsi ke tempat orangtuanya.

Nugroho mengatakan, 650 keluarga di lingkungannya yang terdampak banjir.

"Satu RW ada 650 KK (kartu keluarga), di perumahan ini ada ratusan rumah hampir
semua terendam,"kata Nugroho.

Warga saat menaiki gerobak saat akan membersihkan tumpukan lumpur yang mengendap usai banjir yang menerjang kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Sebelumnya diketahui bahwa kawasan tersebut diterjang banjir dengan ketinggian air mencapai lima meter yang membuat ratusan rumah warga nyaris tenggelam dan yang terlihat hanya bagian atap. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Dia menjelaskan, kabar kenaikan muka air di P2P sudah nampak sejak sore dan kian meningkat pada malam hari.

"Sejak sore kemarin (Sabtu), sudah mulai naik Pintu Air P2C, sempet naik ketinggian air 600 centimeter tuh terus sampai 11.30 udah mulai air melebihi tanggul," ungkapnya.

Menurut Nugroho, mayoritas warga tidak memprediksi air akan datang begitu cepat
hingga menggenangi pemukiman warga.

"Jadi warga waktu itu tidak memprediksi karena air datang cepat datangnya, dari semalam mulai banjir,"terangnya.

Ketinggian air di pemukiman warga kata dia, pada malam hari mencapai 2 meter lebih,
meski terdapat juga ketinggian yang bervariatif.

"Kami sudah informasikan tapi karena air datang cepat jadi tidak terkontrol langsung banjir masuk ke dalam rumah,"paparnya.

Adapun sebagian besar warga lanjut dia, memilih bertahan di rumahnya masing-masing
meski terdapat warga yang mengungsi.

"Sebagian mengungsi sebagian lagi tetap di lantai dua, mereka mengamankan barang-barang berharga dulu seperti mobil kendaraan lain," tuturnya.

Baca juga: Cipulir Dilanda Banjir, Sebagian Makam Terendam

Air mulai berangsur surut sekira pukul 12.00 WIB kondisi
genangan sudah tidak terjadi lagi baik di jalan utama maupaun di dalam rumah warga.

Warga terdampak banjir juga sudah mulai melakukan bersih-bersih, sisa lumpur bekas
banjir yang terendap dan memenuhi lantai rumah dan barang-barang milik warga.

Pantauan Tribun, Minggu sore sejumlah warga juga tampak sibuk melakukan
pembersihan lumpur yang mengotori rumah mereka.

Warga melakukan pembersihan sisa lumpur dengan alat seadanya, mereka memanfaatkan air bersih seadanya untuk membilas lumpur.

Sementara untuk sisa lumpur di permukaan jalan, masih tampak belum tersentuh
bantuan dari petugas baik penyemportan atau semacamnya.

Warga bernama Syarif (55) mengatakan, bersih-bersih pasca-banjir dilakukan secara swadaya
di masing-masing rumah.

"Langsung dibersihkan lumpur sama sisa air yang ada di dalam, kalau di jalan paling
nanti belakangan bersihinnya,"paparnya.

Sejumlah warga saat membersihkan tumpukan lumpur yang mengendap usai banjir yang menerjang kawasan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Sebelumnya diketahui bahwa kawasan tersebut diterjang banjir dengan ketinggian air mencapai lima meter yang membuat ratusan rumah warga nyaris tenggelam dan yang terlihat hanya bagian atap. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Barang-barang seperti meja, kursi, lemari yang tak sempat diselamatkan jadi sasaran
bersih-bersih pascabanjir.

Beberapa-barang yang rusak akibat terendam banjir juga
langsung dipisahkan, sementara barang atau harta benda yang masih dapat berfungsi
dibilas menggunakan air bersih.

"Pakai air sumur aja sama air sisa banjir kami langsung bersihin barang-barangnya,
kalau yang rusak langsung dipisahkan dibuang,"tegasnya.

Adapun untuk banjir kali ini, sejumlah warga mayoritas bertahan di rumahnya masing-
masing.

Terdapat sebagian warga yang memilih mengungsi dan ikut dievakuasi oleh
Tim SAR gabungan.

Mereka yang dievakuasi tinggal untuk sementara waktu di rumah
saudara atau kerabat, sedangkan yang tetap bertahan tinggal di lantai dua rumah.

Air Cepat Naik

Warga di Perumahan Villa Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi menceritakan
aliran air mulai masuk perumahan pada Sabtu dinihari.

Tinggi air kian meningkat hingga
mencapai puncaknya yakni dua meter.

Anita warga Perumahan Villa Jatirasa mengatakan, banjir kali ini merupakan
pengalaman pertama baginya sejak satu bulan lalu memilih bermukim di perumahan
tersebut.

"Saya baru pertama kali ngerasain banjir, kebetulan saya baru pindah satu
bulan lalu dari Jatikramat ke sini (Perumahan Villa Jatirasa),"kata Anita.

Malam sebelum banjir melanda, Anita sejatinya sudah mendapatkan kabar terkait
kenaikan volume air di Pertemuan Cileungsi dan Cikeas (P2C).

P2C merupakan titik pertemuan dua aliran sungai yang selanjutnya membentuk Daerah Aliran Sungai Kali Bekasi.

Lokasi P2C berada di Bendung Koja, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

Sedangkan Perumahan Villa Jatirasa berada di aliran Sungai Cikeas dekat titik pertemuan sungai tersebut.

Mitigasi bencana sejatinya sudah berjalan di komunitas penduduk sekitar P2P,
namun hanya sebatas peringatan dini berupa informasi kenaikan muka air.

Anita pun mengaku, sebelum air meluap, ia sudah mendapat informasi terkait kenaikan
muka air di P2P dan Sungai Cikeas dekat pemukimannya.

"Jam 10 malam sudah ada info tapi saya pikir hoax dan jam 11 kami udah mulai panik, air dari tanggul udah mulai ke jalan," ujar Anita.

Warga yang baru bermukim satu bulan di Perumahan Villa Jatirasa ini langsung
bergegas mengungsikan diri beserta keluarga.

"Keluarga dari semalam sudah mengungsi, sementara tinggal di rumah orangtua yang di Jatikramat," ungkapnya.

Banjir kiriman yang datang begitu cepat seketika merendam pemukimannya, ia bahkan
tak sempat menevakuasi barang-barang di dalam rumah.

"Pengalaman pertama karena enggak ngerti jadi enggak sempat menyelamatkan barang-barang kaya kasur meja kursi, lemari kebanyakan enggak sempat diselametin,"tuturnya. (Tribun Network/suf/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini