Deny bisa dibilang cukup total dalam melakukan pembersihan saluran air.
Pekerjaan dilakukan secara manual dengan mengeruk sampah dan lumpur masuk ke dalam gorong-gorong.
Tidak jarang ia harus tiarap, merangkak ke dalam gorong-gorong rumah warga agar dapat menjangkau lumpur dan sampah.
Akibat aksinya itu, Deny sering terlihat bermandikan air comberan disekujur tubuhnya dari kepala sampai kaki.
"Kita kan manual kerjanya, enggak bisa kalau enggak sampai masuk-masuk ke dalam, karena lumpurnya kan udah mengendap," terang dia.
Bau tidak sedap usai bekerja, kata dia, tidak satu dua hari dapat hilang.
Bau comberan akan melekat di tubuhnya selama kurang lebih satu minggu.
"Tiga minggulah baru benar-benar hilang, kalau baru seminggu kadang masih kecium, kadang saya lagi duduk ngerokok masih berasa bau," tuturnya.
Bahkan jika selesai melakukan pekerjaan pembersihan saluran air, dia takut untuk tidur bareng istrinya.
Tidak jarang ia terpaksa pisah ranjang agar sang istri tidak merasa terganggu dengan bau badan akibat menyelam di saluran air.
"Istri sama anak kan kebetulan tinggal di Bogor, saya di sini (Bekasi) ngontrak, cuma kadang kalau istri lagi ke sini saya tidur pisah ranjang karena bau, kasihan istri," ucapnya sambil tersenyum.
Selain bau, gatal-gatal akibat pekerjaan pembersihan saluran air sudah pasti ia rasakan di sekujur tubuhnya.
"Mungkin ya (iritasi) karena kan di got tahu sendiri, segala macam jenis penyakit ada disini semua mungkin, ada tikus mati, adalah air seninya orang, septic tank bocor, pas kita keruk kuning semua," terang dia.
Untuk mengantisipasinya, beberapa cara ia lakukan seperti meluri minyak tanah dan oli bekas sebelum bekerja.