TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerumunan massa dikhawatirkan menjadi klaster baru Covid-19.
Terlebih jika individu-individu dalam kerumunan itu abai dengan protokol kesehatan.
Teranyar kerumunan masss saat demo tolak UU Cipta Kerja menjadi klaster baru.
Di sejumlah kota besar, para demosntran baik buruh maupun mahasiswa ada yang positif Covid-19.
Baca juga: Klaster Demo Bermunculan:10 Buruh di Semarang, 8 Polisi di Cikarang dan 123 Mahasiswa Positif Corona
Termasuk aparat kepolisian yang mengamankan aksi demo juga ada yang positif Covid-19.
Lantas apakah ke depan akan ada klaster baru dari penjemputan Habib Rizieq Shihab ?
Seperti diketahui lautan manusia penjemput Rizieq memutihkan Bandara Soekarno Hatta (Soetta).
Termasuk di kawasan Petamburan yang menjadi markas FPI dan kediaman Rizieq juga dipenuhi massa.
Politikus PDIP Khawatir Kerumunan Massa Penjemput Rizieq Shihab Jadi Klaster Baru Covid-19
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP Rahmad Handoyo khawatir kerumunan massa penjemput Habib Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
"Saya khawatir kerumunan yang jemput di bandara bisa menimbulkan potensi besar memunculkan klaster-klaster baru penyebaran Covid-19," ujar Rahmad saat dihubungi, Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Menurutnya, penerapan protokol kesehatan yang ketat pada saat ini sudah menjadi kewajiban siapapun saat beraktivitas, karena virus Covid-19 di Indonesia belum bisa dikendalikan secara penuh.
"Protokol kesehatan harus di ke depankan. Di media (massa penjemput) saya lihat banyak yang tidak memakai masker, abai protokol kesehatan dan ini berbahaya bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar," papar Rahmad.
Rahmad memandang, kedatangan Rizieq Shihab seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi sampai dilakukan penjemputan dengan jumlah massa yang banyak.
"Anggap kepulangan yang bersangkutan itu seperti halnya kepulangan warga negara Indonesia dari luar negeri. Sehingga tidak perlu dibesar-besarkan, hal yang lumrah dan biasa," ucapnya.
Ia pun menyebut, banyaknya massa di kawasan bandara Soeta telah membuat sebagian masyarakat pengguna pesawat menjadi telat, bahkan sampai ada yang gagal berangkat.
"Tentu ini jadi perhatian agar tidak terulang kembali, pada siapun yang akan pulang ke Indonesia. Tidak perlu untuk penjemputan dengan begitu banyak massa," papar Rahmad.
Dikepung Simpatisan Habib Rizieq, Bandara Soekarno-Hatta Disemprot 45 Liter Cairan Disinfektan
PT Angkasa Pura II melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke seluruh kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Penyemprotan cairan disinfektan dilakukan baik di area terminal dan luar terminal.
Hal tersebut juga dilakukan di area terminal baik itu kedatangan, keberangkatan hingga area parkir di masing-masing terminal 1, 2 dan 3.
Plt. Senior Manager of Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, Haerul Anwar mengatakan, penyemprotan dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 di area bandar udara.
Apa lagi setelah ribuan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) menjemput kepulangan Habib Rizieq Shihab pada Selasa (10/11/2020).
"Betul, pihak Angkasa Pura II memang melakukan penyemprotan cairan disinfektan ke seluruh area bandaea untuk mencegah penyebaran Covid-19, sebenarnya kegiatan ini dilakukan secara rutin," jelas Haerul kepada TribunJakarta.com, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya, area publik menjadi konsentrasi penyemprotan cairan disinfektan.
Sebab, area publik merupakan tempat paling banyak tersentuh ribuan simpatisan Rizieq dan menjadi lokasi yang sering digunakan penumpang.
"Seperti kita ketahui, area curbside atau terminal kedatangan dan area parkir adalah tempat paling ramai dikunjungi oleh pengguna jasa bandara. Di area tersebut tidak hanya penumpang saja, namun juga pengantar, penjemput dan juga pengunjung. Oleh karenanya kita melakukan disinfeksi," beber Haerul.
Diketahui PT Angkasa Pura II pun menyiapkan 45 liter cairan disinfektan untuk dua kali penyemprotan.
"Penyemprotan dua kali, yakni pukul 14.00 dan 19.00 WIB, dan ada dnam petugas yang dikerahkan lengkap dengan alat pelindung diri," terang Haerul mengakhiri.
Sudin Pemkot Jakpus Antisipasi
Suku Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menelusuri (tracing) potensi Covid-19 terhadap massa Front Pembela Islam (FPI).
Massa FPI berkerumunan di Jalan Petamburan Raya, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2020) kemarin.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon, menyebut penelusuran Covid-19 bakal dilakukan Puskesmas Kelurahan Pertamburan.
"Kalau ada kasus (Covid-19), itu tanggung jawabnya Puskesmas setempat yang melakukan pemantauan," kata Erizon, saat dihubungi, Rabu (11/11/2020).
"Benar, tracing ini wajib dilaksanakan karena massa yang datang berkerumun dan saling untuk mencegah penyebaran virus corona," lanjutnya.
Namun, dia menegaskan tracing dilakukan bukan hanya ditujukan kepada massa FPI.
"Tapi massa aksi lainnya. Seperti demo buruh dan kegiatan yang berkerumunan lainnya," tambah Erizon.
"Jadi tidak harus mereka (massa FPI), semua kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa banyak dan beresiko dan disinyalir terjadi indikasi infeksi pasti kami tracing," sambungnya.
Dia menyebut, pihaknya pun telah melakukan tracing terhadap massa mahasiswa dan buruh yang sempat unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja, di dekat Istana Negara, beberapa waktu lalu.
"Jadi kami mengerjakan semua itu secara profesional. Jika ada yang berkerumunan, pasti kami tracing," tutupnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)