Konsep urban farming menawarkan solusi dengan menciptakan lahan terbuka hijau di tengah padatnya bangunan perkotaan.
Urban farming dapat mengelola wilayah perkotaan yang tercemar menjadi lingkungan yang nyaman dan sehat untuk ditinggali.
Fenomena yang berkembang pesat ini berpotensi menyehatkan masyarakat dan menciptakan peluang ekonomi.
Pertanian perkotaan populer karena beberapa alasan seperti keberlanjutan, keterjangkauan, kesehatan, dan kenyamanan.
Sementara itu, Gandi salah seorang warga yang ikut menggarap lahan bantaran Sungai Cisadane pun antusias untuk mengikuti program ketahanan pangan ini.
Terlebih bagi dirinya, bisa membantu ia dan teman-teman lainnya sekaligus untuk mengisi waktu luang di masa pandemi ini, dengan kegiatan yang positif.
Baca juga: Sarang Bandit di Kota Tangerang Disulap jadi Kampung Pink
Sekadar tahu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) terus gencar melakukan program percepatan ketahanan pangan di tengah pandemi.
Di antaranya dengan memanfaatkan area-area terbuka dan lahan tidur untuk dialihfungsikan menjadi produktif.
Pemkot Tangerang terus mendistribusikan bibit tanaman produktif untuk warga terdampak pandemi Covid-19.
Mulai dari bibit tanaman cabai, pakcoy, kangkung hingga terong, yang disebar ke 13 kecamatan.
Sejak Oktober 2020 lalu, program membagikan 380 ribu bibit ke warga-warga terdampak covid-19 di Kota Tangerang sudah berjalan.
Khusus untuk di wilayah Kecamatan Tangerang, telah diserahkan 1.000 bibit pohon cabai yang merupakan hasil pembibitan KWT Mawar Berseri.
Salah satu lahan yang menjadi percontohan yakni Ecofarm Mekarsari yang lokasinya berada tidak jauh dari Ecopark, Kecamatan Neglasari, yang melakukan panen raya sejumlah tanaman konsumsi.
Baca juga: Aksi Vandalisme di Alun-alun Kota Tangerang
Ecofarm Mekarsari dibuat dengan memanfaatkan lahan tidur seluas 700 meter persegi dengan area tanam sebanyak sembilan titik serta berbagai tanaman hortikultura.