TRIBUNNEWS.COM - Pasca-terjadinya serangan yang melibatkan laskar Front Pembela Islam (FPI) dan kepolisian Polda Metro Jaya, Kapolri Jenderal Idham Azis meminta anggotanya meningkatkan kewaspadaan.
Perintah tersebut disampaikan Idham Azis melalui Surat Telegram yang ditujukan untuk para Kapolda.
Dalam surat tersebut, tertulis ada dua kasus yang saat ini tengah terjadi, yakni pengrusakan mobil Ketua 212, Slamet Maarif, dan tewasnya enam laskar FPI akibat ditembak polisi.
Karena itu, Idham Azis meminta pengamanan di markas komando, pos polisi, asrama, dan rumah sakit Polri agar ditingkatkan.
Ia juga mengimbau agar anggotanya siap siaga.
Baca juga: Penembakan 6 Anggota FPI oleh Polisi, Warga Sebut Dengar Banyak Tembakan dan Tak Terhitung
Baca juga: Respon Habib Rizieq Atas Tewasnya 6 Pengawalnya di Jalan Tol Jakarta Cikampek
"Tingkatkan pengamanan mako (markas komando), pos polisi, asrama, dan rumah sakit Polri."
"Berikan arahan kepada seluruh anggota agar mengenakan helm, rompi anti peluru, dan bersenjata," ujar Idham Azis, dikutip Tribunnews dari Warta Kota.
Tak hanya itu, Idham Azis juga meminta agar setiap orang yang masuk ke mako, asrama, pos polisi, diperiksa menggunakan metal detector.
Terutama mereka yang masuk mengendarai kendaraan dan membawa barang.
"Kepada anggota yang bertugas di lapangan agar diingatkan supaya meningkatkan kewaspadaan dan buddy system baik pada saat patroli maupun di pos-pos polisi," kata Idham.
Sementara itu, enam laskar FPI yang tewas diketahui masih berada di RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi.
Mengutip Tribun Jakarta, keluarga dan kuasa hukum yang datang ke RS pada Senin (7/12/2020) malam, diminta pulang oleh kepolisian.
Pasalnya, keenam jenazah tersebut belum bisa dibawa pulang.
Kuasa hukum FPI, Aziz Yanuar, yang juga mendatangi RS Polri Kramat Jati sempat menyatakan niat untuk mengambil jenazah-jenazah itu.