News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Antisipasi Lonjakan Penumpang KRL, BPTJ Sediakan Angkutan Bus Alternatif

Penulis: Hari Darmawan
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan (BPTJ- Kemenhub), Polana B. Pramesti, meninjau kesiapan Bus JR Conn menyediakan bagasi gratis untuk penumpang yang membawa sepeda lipat di Halte Hollywood Junction Jababeka, Cikarang Kabupaten Bekasi, Rabu (14/10/2020). Polana menilai banyaknya masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi selama masa pandemi Covid-19 merupakan fenomena yang positif. Menurutnya, dalam sistem transportasi massal, bersepeda dan berjalan kaki merupakan bentuk dari Non Motorized Transportation (NMT) yang digunakan pada tahapan first mile dan last mile saat berproses menggunakan angkutan umum massal. TRIBUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) kembali menyediakan angkutan bus alternatif, untuk para penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Jabodetabek.

Kepala BPTJ Polana Pramesti mengatakan, penyediaan angkutan bus alternatif ini untuk mengantisipasi lonjakan penumpang KRL di waktu tertentu.

Saat ini, lanjut Polana, KRL dibatasi kapasitas penumpangnya yaitu hanya 35 persen sampai 40 persen saja. Maka dari itu, bus ini dapat menjadi alternatif penumpang KRL.

"Angkutan bus ini, akan beroperasi apabila terjadi lonjakan penumpang KRL di waktu tertentu. Jika tidak terjadi lonjakan, angkutan bus tidak akan beroperasi," kata Polana dalam keterangannya, Senin (1/2/2021).

Baca juga: BPTJ: Penumpang Bus AKAP Meningkat Sampai 62 Persen

Baca juga: BPTJ Ajak Warga Manfaatkan Sepeda untuk Dukung Mobilitas

Baca juga: BPTJ Benahi Angkutan Umum dan Transportasi Non-Motorized

Ia juga mengungkapkan, angkutan bus ini bersifat gratis dan tentunya pengguna bus harus tetap mematuhi protokol kesehatan di dalam kendaraan.

"Hadirnya bus alternatif ini juga, sebagai langkah pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat yang harus tetap melakukan perjalanan di tengah pandemi," kata Polana.

Polana menjelaskan, untuk menjaga ketentuan physical distancing, masing-masing bus berukuran besar hanya diisi maksimal 30 penumpang dari kapasitas 46 kursi yang tersedia.

"Kemudian untuk bus dengan ukuran medium, dibatasi paling banyak diisi 15 penumpang dari 27 kapasitas tempat duduk yang ada pada masing-masing unit," ujar Polana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini