Pada awalnya, Anies menargetkan flyover tersebut dapat tuntas pada akhir 2020 sehingga bisa digunakan pada 2021.
Adapun tujuan dari pembangunan kedua flyover tersebut adalah supaya nantinya dapat mengurai kemacetan di perlintasan rel kereta api Lenteng Agung.
Baik Flyover Tanjung barat maupun Lenteng Agung memiliki ketinggian yang sama, yakni masing-masing setinggi 6,5 meter. Akan tetapi, ukuran panjang kedua jembatan layang itu berbeda.
Sementara itu, Hari mengklaim bahwa desain flyover yang menyerupai tapal kuda tersebut baru pertama di Indonesia.
“Tapi jangan salah dengan model tapal kuda, ini menjadi ikon, bukan hanya Jakarta, tapi Indonesia. Ini pertama di Indonesia loh. Nanti kalau kamu lihat di drone, dari atas, itu akan menjadi, wah udalah keren, cakep,” kata Hari.
• FO Tanjung Barat :
- Panjang total 1.120 meter, dengan rincian sisi selatan 470 meter, sisi utara 580 meter dengan lebar 8 meter.
- Berbentuk seperti huruf U yang dibangun di putaran balik depan kampus IISIP Lenteng Agung dan Poltangan di Jalan Tanjung Barat Raya.
• FO Lenteng Agung :
- Panjang 880 meter dengan rincian sisi barat depan IISIP 430 meter dan sisi timur 450 meter.
FO Tapal Kuda Masih Minim Marka
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, flyover (FO) tapal kuda Lenteng Agung dan Tanjung Barat Jakarta Selatan masih minim marka jalan atau rambu.
Lewat Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Anies menginstruksikan kepada pelaksana proyek agar segera merampungkan marka di flyover tapal kuda Lenteng Agung dan Tanjung Barat.
Anies sendiri telah meninjau langsung pelaksanaan uji coba flyover tapal kuda Lenteng Agung dan Tanjung Barat itu pada Minggu (31/1/2021).
“Sekarang kan masih minim sekali markanya memang, jadi sebagian yang basic-basic (dasar) sudah ada, tapi selama dua hari ini akan dilakukan penambahan dan pemantauan,” kata Anies di FO Tapal Kuda pada Minggu (31/1/2021) menjelang maghrib.
Anies mengaku, kedatangannya ke sana untuk mengecek uji coba FO itu, sekaligus memantau langsung perkembangan infrastruktur tersebut.
Anies ingin memastikan, kondisi FO layak sebelum dioperasikan secara resmi untuk masyarakat.