Pada saat yang sama, Divisi Logistik juga merespon pengadaan bahan baku pangan untuk kebutuhan Divisi Gizi.
Contoh ini setidaknya bisa menggambarkan, bagaimana manajemen Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran memanfaatkan teknologi informasi berbasis digital, agar operasional RSDC Wisma Atlet berlangsung efektif dan efisien.
"Dukungan teknologi informasi berbasis digital tersebut, sangat kami butuhkan. Ribuan pasien Covid-19 yang dirawat di sini, dengan berbagai spesifikasi pada tiap pasien, tentu sangat lamban bila dilakukan secara manual. Nah, dengan aplikasi digital yang terintegrasi, kami dari waktu ke waktu terus meningkatkan pelayanan terhadap pasien," ujar Mayjen TNI Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Baca juga: Kisah Pasien Covid-19 Jadi Personal Trainer Aerobik Dadakan di Wisma Atlet
Sistem Digital Rumah Sakit
Beruntung, sistem informasi digital Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, di-support oleh tim Informasi Teknologi (IT) dari Valista.
Perusahaan spesialis IT Rumah Sakit ini dikomandani oleh Ivan J. Kristanto dan Lianto Goenadi. Kedua sosok tersebut masih muda sekaligus memiliki visi yang jauh ke depan, dalam konteks manajemen kerumahsakitan berbasis teknologi informasi.
"Kami merancang sistem IT untuk RSDC ini secara single entry," tutur Lianto Goenadi. "Itu untuk menjaga agar tiap data yang di-input tenaga kesehatan, tinggi tingkat akurasinya. Selain itu, untuk memudahkan tenaga kesehatan di tiap lini beradaptasi dengan sistem yang kami ciptakan," lanjut Lianto Goenadi panjang-lebar.
Kemudahan beradaptasi dengan sistem adalah hal yang relevan dengan manajemen RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Karena, secara berkala, tenaga kesehatan di rumah sakit ini silih berganti.
Baca juga: 82 Persen Tempat Tidur Terisi, RS Darurat Wisma Atlet Minta Tambah Personel Nakes
Saat ini, ada sekitar 2.000 tenaga kesehatan, yang dalam kurun waktu tertentu, berganti-ganti. 2.000 tenaga kesehatan tersebut terdiri dari beragam profesi: dokter, perawat, psikolog, psikiater, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lainnya.
"Di tiap pergantian tenaga kesehatan," ujar Ivan J. Kristanto, "Tim IT memberikan pelatihan serta memberikan pendampingan secara berkesinambungan. Dengan demikian, alur peng-input-an data di tiap divisi, senantiasa terjaga," ungkap Ivan J. Kristanto lebih lanjut. Karena sistem IT di RSDC Wisma Atlet Kemayoran tersebut sejak awal sudah dirancang secara user friendly, maka proses pelatihan tenaga kesehatan pun berlangsung singkat.
Meski pelatihan berlangsung singkat, Mayjen TNI Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran menyadari, fungsi pendampingan serta fungsi kontrol harus selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Karena, tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, berasal dari berbagai wilayah tanah air. Otomatis, tingkat pemahaman mereka terhadap IT dan kemampuan mereka beradaptasi dengan IT, juga sangat beragam.
Gradasi kemampuan serta gradasi adaptasi para tenaga kesehatan tersebut, menurut Mayjen TNI Tugas Ratmono, bisa diatasi karena tim IT dari Valista dengan para tenaga kesehatan berhasil membangun kolaborasi secara intens.
"Ketika ada kendala, proses untuk menemukan solusinya tidak butuh waktu lama," kata Mayjen TNI Tugas Ratmono.