Hartono pun berhasil menyabet juara pertama dan Teguh juara dua.
Karena bakat dan prestasi ini yang barangkali Teguh menolak tawaran Hartono.
Teguh hanya menjelaskan cat-cat yang digunakan dan menyarankan Hartono untuk membuat sendiri.
Ternyata, hasil karya Hartono untuk usahanya sendiri menarik perhatian temannya di Paguyuban Keluarga Besar Ngayung (PKBN) Jabodetabek.
Ia disarankan untuk menjual jasa lukisnya kepada penjual pecel lele lainnya.
Selama berjualan pecel lele, Hartono juga terkadang melayani pesanan melukis spanduk pecel lele.
Gantung Wajan, Hartono Total Melukis Spanduk
Pada tahun 2008, Hartono memutuskan untuk 'gantung wajan' dan beralih total menggeluti usaha jasa lukis spanduk pecel lele.
Sewa tempat yang mahal dan kewajiban mencukupi kebutuhan hidup dua anak buahnya menjadi pertimbangan Hartono untuk berhenti.
Ia beberapa kali pindah lapak warung pecel lele.
Setiap pindah, usahanya seakan kembali dari nol.
"Ketika kita geser tempat, itu nanti kita dari awal lagi seperti kembali ke titik nol," lanjutnya.
Ia juga memberanikan diri terjun di dunia lukis spanduk karena sudah banyak penjual pecel lele yang mengetahui keahliannya.
Bersama istrinya, Sriningsih (47), Hartono mulai merintis usaha tersebut.