TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praka ST, Anggota Kostrad TNI AD tewas ditembak Bripka CS di Kafe RM, Cengkareng, Kamis (25/2/2021). Praka ST tewas bersama dua pegawai Kafe RM, FST dan MK. Mereka semuanya tewas ditembak.
Komandan Denma Kostrad Kolonel Inf Wahyu Dili Yudha Irawan mengatakan Praka ST meninggalkan satu orang istri dan dua anak yang masih kecil.
"Almarhum meninggalkan dua orang anak, satu laki-laki umur setahun dan yang perempuan umur 3 tahun," ucap Wahyu.
Praka ST tercatat sebagai anggota Tamtama dari Kompi Pengawal (Kostrad).
Setelah pemeriksaan tim dokter RS Polri Kramat Jati rampung, jenazah Praka ST disemayamkan di rumah duka Kecamatan Cisoka, Tangerang.
Dari rumah duka, rencananya Jumat (25/2/2021) pagi jenazahnya akan dibawa ke kampung halaman di Kota Medan, Sumatera Utara, untuk dimakamkan.
"Dari rumah duka akan diterbangka ke Medan, ke daerah Tapanuli Utara melalui bandara udara Silangit. Kemudian sampai di sana pemakaman diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan," ujarnya.
Ledy Harti Simamora (29), istri Praka ST tampak hadir di RS Polri Kramat Jati mengurus proses pengambilan jenazah suaminya sambil membawa anak.
Mengenakan kaus oranye, Ledy tampak tak kuasa menahan duka ditinggal suaminya. Ia hanya terduduk lemas dipapah anggota keluarga lainnya.
Baca juga: Soal Penembakan di Cengkareng, Kompolnas Minta Polri Periksa Jasmani dan Rohani Anggotanya
Baca juga: KESAKSIAN Warga soal Penembakan di Kafe Cengkareng oleh Oknum Polisi: Ada Suara Tembakan
Sementara itu Marupa Rumahorbo menyesalkan aksi Bripka CS menembak tiga korban di Kafe RM hingga tewas.
Marupa kehilangan menantunya, MK yang bekerja sebagai kasir di kafe tersebut.
Saat proses pengambilan jenazah, Marupa tidak hanya berharap Bripka CS mendapat hukuman setimpal. Ia juga menuntut pelaku memperhatikan anak korban.
"Cuma saya minta agar anak diperhatikan. Karena korban adalah tumpuan keluarga," ucap Marupa.
"Kalau bapaknya meninggal anaknya mau makan apa? Perlu (biaya) sekolah," ia menambahkan.
MK merupakan tulang punggung keluarga meninggalkan dua anak laki-laki dan satu perempuan masih kecil.
Anak laki-laki tertua sang kasir kafe RM tercatat siswa kelas 5 SD berusia 11 tahun. Anak kedua berusia 9 tahun, sementara anak perempuan berusia 2 tahun.
"Makanya saya harap siapa pun yang melakukan (penembakan) ini agar tanggung jawab menyekolahkan anak-anaknya, itu permintaan keluarga," ujarnya.
Marupa Rumahorbo mengatakan menantunya itu tidak hanya merupakan sosok tulang punggung keluarga, tapi pribadi yang ramah.
"Orangnya itu baik sekali. Misalnya bicara keras (marah) orang ini tidak pernah saya lihat. Makanya saya tadi pagi kaget mendengar telepon itu (kabar duka)," kata Marupa.
Setelah proses autopsi rampung jenazah MK rencananya dimakamkan di Lampung.
Di RS Polri Kramat Jati, sang istri Ratna Berlian Rumahorbo (40) datang langsung mengurus jenazah suaminya.
"Sekarang kita masih menunggu proses autopsi selesai. Mudah-mudahan cepat selesai jadi bisa segera dibawa ke Lampung untuk dimakamkan," tuturnya.
Baca juga: Tangis Keluarga Pegawai Kafe Tak Terbendung Saat Tahu Anggota Keluarganya Jadi Korban Penembakan
Baca juga: KRONOLOGI LENGKAP Penembakan di Kafe Cengkareng, Cekcok karena Pembayaran hingga Tembak 4 Orang
Kena Denda
Kafe RM lokasi Bripka CS yang tembaki tiga orang ternyata sudah dua kali didenda oleh Satpol PP DKI Jakarta.
Kafe di bilangan Cengkareng, Jakarta Barat, ini pernah didenda karena melanggar protokol kesehatan.
"Sudah dua kali kami denda karena mereka pernah beroperasi diatas pukul 23.00 WIB saat PSBB," ujar Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijaba.
"Mereka kami denda Rp 5 juta saat melanggar," lanjutnya.
Menurut Tamo, pengelola kafe tersebut nekat beroperasi kembali setelah diberikan denda. Dia menyayangkan insiden penembakan yang menewaskan tiga orang.
Tim Inafis Polda Metro Jaya menggelar Olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang di Kafe RM, Cengkareng, Jakarta Barat.
Di lokasi penembakan itu, polisi mengamankan sejumlah botol minuman keras.
Dengan menggunakan mobil dinas berwarna oranye, Tim Inafis Polda Metro Jaya tiba di lokasi pukul 13.40 WIB. Dua petugas Inafis langsung menghampiri kafe yang terletak di Jalan Lingkar Luar Barat itu.
Saat memasuki garis kuning, sejumlah aparat polisi dan TNI yang masih berjaga sempat menghampiri tim inafis.
Mereka ditanyai keperluan untuk masuk ke kafe yang sudah diberi garis polisi itu. Setelah 15 menit kemudian mereka diizinkan masuk dengan membuka gembok pagar teralis kafe.
"Kami disini mau olah TKP kedua. Jadi harap awak media jangan lewati garis kuning ya," ujar seorang tim inafis yang tidak menyebutkan namanya di lokasi kejadian.
Sekira satu jam, delapan personel Tim Inafis melakukan olah TKP. Mereka keluar dengan dua kardus yang berisi botol minuman keras yang ditaruh di dalam kantung plastik hitam.
Mereka juga memeriksa sebuah motor merah merek Honda Vario dan N-Max berwarna hitam.
Seorang tim inafis menyebut akan membawa motor itu ke Mapolsek Kalideres. Sampai saat ini belum diketahui kedua motor itu milik siapa.
Namun diduga satu motor itu milik salah satu korban. Tim inafis meninggalkan lokasi kejadian pukul 14.22 WIB tanpa memberi keterangan sedikit pun kepada pewarta.(Tribun Network/bim/riz/wly)