TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara soal larangan ondel-ondel digunakan sebagai sarana untuk mengamen.
Menurutnya, hal ini merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta melestarikan budaya kesenian Betawi.
Sebab, penggunaan ondel-ondel sebagai sarana mengamen justru melunturkan sisi kesenian dari ondel-ondel itu sendiri.
"Karena kalau ondel-ondel dalam jumlah yang besar, ukurannya besar, kemudian berada di jalan-jalan dikhawatirkan dapat mengganggu dan nanti akan diatur," ucapnya, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: Gubernur Anies Baswedan Larang Ondel-ondel Ngamen dan Ngemis di Jalan
Politisi Gerindra ini menyebut, melestarikan sebuah kebudayaan memang bukan perkara mudah.
Butuh keseriusan dari pemerintah agar kebudayaan Betawi, khususnya ondel-ondel bisa berkembang dan tidak hilang ditelan zaman.
"Ya memang ini melalui suatu proses, memang ini tidak mudah. Di satu sisi kita ingin melestarikan budaya bangsa, termasuk budaya Betawi ondel-ondel," ujarnya.
"Tapi di sisi lain juga kami ingin melakukannya dengan cara-cara yang lebih baik, lebih bijak," tambahnya.
Baca juga: Pengamen Ondel-ondel Resahkan Warga, Satpol PP DKI Bakal Gelar Razia
Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang penggunaan ondel-ondel sebagai sarana untuk mengamen.
Pasalnya, boneka berukuran raksasa itu merupakan ikon ibu kota yang patut dilestarikan.
"Ondel-ondel ini adalah warisan budaya Betawi yang harus dilestarikan, dikembangkan," ucap Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin, Rabu (24/3/2021).
Larangan menjadikan ondel-ondel sebagai sarana untuk mengamen sejatinya bukan hal baru.
Pada masa kepemimpinan Gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, pelarangan juga diberlakukan.
"Larangan itu juga sudah tertuang dalam peraturan daerah maupun peraturan gubernur. Perda yang mengatur tentang pelestarian budaya Betawi dan ondel-ondel ditetapkan sebagai salah satu ikon budaya Betawi," ujarnya.
Anak buah Anies Baswedan ini mengakui, belakangan ini ondel-ondel memang marak dijadikan sarana untuk mengamen atau mengemis.
Bahkan, mereka kerap memelas dan cenderung memaksa masyarakat untuk memberikan saweran.
Dikatakan Arifin, hal ini justru merusak nilai ondel-ondel sebagai ikon budaya Jakarta.
"Saat ini kan bisa dilihat kondisinya banyak sekali di jalan-jalan, di pinggir jalan, di pemukiman ikon ondel-ondel ini dijadikan untuk ngamen," kata dia.
"Kesannya seperti mengemis hanya saja menggunakan ikon ondel-ondel," tambahnya menjelaskan.
Baca juga: Dikira Warga Evakuasi Pasien Covid-19, Padahal Penangkapan Terduga Teroris di Kabupaten Tangerang
Untuk itu, Arifin menilai, penggunaan ondel-ondel sebagai sarana mengamen justru menghilangkan nilai-nilai kesenian.
Pasalnya, tidak ada atraksi seni budaya yang dipertunjukan.
"Ondel-ondel didorong-dorong, dua orang yang lainnya meminta-minta. Tidak ada yang dimunculkan dalam bentuk seni yang mungkin bisa dinikmati oleh masyarakat," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Anies Baswedan Larang Ondel-ondel Jadi Alat Ngamen, Wagub DKI: Mereka Mengganggu,