TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL - Masih ingat temuan potongan kaki di Japos, Pondok Aren, Tangsel ?
Hingga lebih dari dua pekan, belum ada titik terang dalam penemuan yang awalnya diduga sebagai kasus mutilasi.
Masih Misteri
Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Iman Imanuddin memberikan keterangan terbaru terkait penyelidikan kasus penemuan potongan kaki di bilangan Perumahan Japos, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (19/3/2021).
Iman mengatakan, pihaknya belum berhasil mengidentifikasi identitas potongan tubuh manusia itu.
Berdasarkan pemeriksaan forensik, Iman mengatakan, potongan kaki kanan tersebut merupakan hasil amputasi pasien penderita diabetes melitus.
Tanda utamanya terlihat dari bekas luka sayatan yang rapih.
Sementara, pihaknya masih menyisir rumah sakit yang melakukan amputasi kaki tersebut.
"Cuma kita lagi mencari pemiliknya, screening rumah sakit rumah sakit. Yang bisa melakukan amputasi kan rumah sakit," ujar Iman di Gereja Santo Laurensius Alam Sutera, Serpong Utara, Tangsel, Minggu (4/3/2021).
"Ya kita maksimalkan penyelidikan ke rumah sakit dulu," tambah Iman.
Iman mengatakan, proses identifikasi potongan kaki tersebut dari kandungan DNAnya juga menemui jalan buntu.
Hal itu karena Polres Tangsel tidak memiliki bank DNA untuk mencocokan padanannya.
"Kalaupun kita menemukan DNA kakinya, mungkin masalahnya kita juga enggak memiliki bank DNA juga kan untuk cari padanannya."
"Misalkan sekarang saya temukan nih kaki ini kode DNAnya XXXY, nah XXXY ini punya siapa, kita enggak ada bank datanya," kata Iman.
Bukan Kasus Mutilasi
Temuan potongan kaki di Japos, Pondok Aren, Tangsel ternyata bukan bagian dari mutilasi.
Sebelumnya banyak pihak mengira temuan itu ada kaitannya dengan kasus pembunuhan.
Mayoritas warga berspekulasi kaki itu bagian dari tubuh korban yang dimutilasi.
Kini mulai jelas duduk perkaranya.
Ternyata potongan kaki di Japos samping Masjid Jami' An Ni'mah Perumahan Japos Graha Lestari itu adalah hasil amputasi penderita diabetes.
Pencerahan temuan kaki ini diawali dari hasil autopsi.
Autopsi Kaki
Setelah mendapat laporan tentang penemuan potongan kaki, aparat Polsek Pondok Aren bergerak ke lokasi.
Mereka menggali keterangan sejumlah saksi dan mengamati area sekitar seraya mencari petunjuk pembuang bungkusan berisi kaki tersebut.
Kapolsek Pondok Aren, Kompol Riza Sativa, mengatakan, pihaknya membawa potongan kaki tersebut lengkap dengan plastiknya ke RSUD Tangerang.
Organ tubuh tersebut akan diautopsi untuk diperiksa kondisinya dan diketahui identitasnya.
"Membawa barang buktinya (potongan kaki) ke rumah sakit, pemeriksaan forensik di RSUD Tangerang," ujar Riza melalui sambungan telepon.
Kaki Penderita Diabetes yang Diamputasi
Dugaan mayoritas warga sepertinya keliru.
Sore hari di waktu yang sama penemuan potongan kaki tersebut, Kapolres Tangsel, AKBP Iman Imanuddin mengumumkan hasil pemeriksaan forensik dari RSUD Tangerang.
Iman mengatakan, potongan kaki kanan yang ditemukan terbungkus plastik warna kuning dan plastik warna hitam, diduga hasil amputasi penderita diabetes melitus.
"Terkait temuan yang tadi pagi, kami sudah membawa kaki kanan tersebut ke RSUD Tangerang. Sementara ini hasil dari pemeriksaan medis dari potongan kaki tersebut ditemukan luka tersebut diduga adalah penderita diabetes melitus."
"Dugaan awalnya dari pemeriksaan dokter, ini keterangan dokter, kaki hasil proses amputasi terhadap penderita diabetes mellitus," kata Iman di Mapolres Tangsel, Jalan Raya Promoter, Serpong.
Baca juga: Kapolri: Paskah 2021 Aman, 60 Terduga Teroris Ditangkap, Benda Mencurigakan di Gereja GPIB Efftha
Baca juga: Hujan Deras Warnai Penggeledahan Rumah di Mantrijeron, Densus 88 Angkut Barang Bukti Satu Truk
Selain bekas luka akibat diabetes, Iman juga menyebut ada luka bekas amputasi.
"Hasil pemeriksaan medis bekas potongannya itu potongan operasi amputasi. Tapi itu sementara," ujarnya.
Sebelumnya, dugaan sempat menyeruak bahwa potongan kaki tersebut merupakan hasil pembunuhan seseorang yang dimutilasi.
Namun Iman membantahnya, dan masih memegang dugaan sementara bahwa potongan kaki tersebut hasil amputasi.
"Sementara dugaannya seperti itu (hasil amputasi penderita diabetes melitus)," tegasnya.
Kendati demikian, Iman mengatakan, pihaknya terus menyelidiki sampai tuntas kasus penemuan potongan kaki yang sempat menggegerkan warga tersebut.
"Kita tetap melakukan penyelidikan terhadap temuan tersebut," pungkasnya.
Periksa Rumah Sakit
Kini, penyelidikan aparat kepolisian juga mengarah kepada sejumlah fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit.
Pasalnya, plastik kuning yang digunakan membungkus potongan kaki tersebut adalah plastik medis.
Selain itu, dugaan awal bahwa potongan kaki tersebut hasil amputasi pasien diabetes, juga membuat polisi harus menelusuri pemiliknya atau asalnya.
"Masih lakukan penyelidikan terus. Kita menggali berbagai informasi dari rumah sakit-rumah sakit dan balai pengobatan," kata Iman.
Baca juga: Penampakan Buaya di Perumahan Bukit Cengkeh Berbunga Depok, di Pulau Tidung Bayi Hiu Disebar
Belum ada Pelanggaran Pidana
Sampai saat ini, Iman belum menentukan status pidana pada kasus penemuan potongan kaki di Perumahan Japos itu.
Hal itu karena, penyelidikan sementara, potongan kaki itu bukanlah hasil pembunuhan dengan cara mutilasi.
Melainkan, kaki tersebut diduga hasil amputasi pasien penderita diabetes melitus.
"Itu (pelanggaran pidana) nanti akan kita simpulkan setelah hasil penyelidikan kami utuh," kata Iman
Baca juga: Polisi Jelaskan Awal Mula Temuan Benda Mencurigakan di Limo Depok
Iman mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum menemukan adanya dugaan pelanggaran pidana.
"Kalau memang pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang tidak melakukannya itu, ada pelanggaran hukum di sana, kita akan lakukan penegakan sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku."
"Tapi kalau memang itu bukan pelanggaran pidana kita tidak bisa lanjutkan," kata Iman.
Awal Mula Penemuan Potongan Kaki
Potongan kaki ditemukan dalam keadaan terbungkus plastik yang dikemas rapi.
Hal itu diungkapkan Soni Azharudin (45), warga Perumahan Japos yang pertama kali membuka plastik berisi kaki tersebut.
Soni mengungkapkan, kondisi potongan kaki tersebut dibungkus rapih plastik kuning dan dilakban rapat.
Plastik kuning tersebut dibungkus lagi menggunakan plastik hitam.
Soni sampai harus membuka bungkusan plastik itu pakai pisau.
"Plastik hitam, terus plastik kuning, dilakban kaya paket, kan susah bukanya," kata Soni.
Soni juga mengungkapkan bahwa plastik berisi organ tubuh manusia itu sudah tiga hari tergeletak di lokasi penemuan.
Ia sampai heran mengingat posisi plastik berisi potongan kaki itu berada tepat di pinggir jalan samping masjid besar Jami' An Ni'mah, yang sering dilewati warga sekitar.
"Katanya sih, plastiknya sudah tiga hari. Cuma herannya enggak ada yang berani buang," kata Soni.
Kendati bungkusan plastik berisi potongan kaki itu sudah tiga hari berada di tempatnya, namun inisiatif memeriksa dan hendak membuangnya muncul saat pengurus masjid mempersiapkan salat Jumat.
Baca juga: Gegana Evakuasi Benda Mencurigakan di Limo DepokĀ
Saat itu, pengurus masjid meminta Soni yang sedang istirahat usai joging untuk membersihkan bungkusan mencurigakan itu sekira pukul 07.00 WIB.
Ia sempat menduga bungkusan itu berisi bangkai hewan karena baunya yang menyengat.
"Pertama-tama kan saya lagi duduk-duduk habis muter-muter gitu yak, jogging, terus ada pengurus masjid habis beres-beres masjid karena menjelang Jumatan minta tolong, itu plastik tolong dari kemarin kayanya mencurigakan, tolong dibukain."
"Saya buka tuh pakai pisau, ternyata waduh sudah bau menyengat. Terus curiga lagi kaya potongan kaki sapi gitu lho, cuma ke bawahnya belum tahu ya, buka lagi ke bawah, wah iya kaki manusia soalnya ada jari-jarinya," papar Soni. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)