TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku ingin mengembalikan Bogor menjadi wilayah yang toleran.
Menurut Bima, Bogor sebenarnya adalah daerah yang memiliki sejarah pelaksanaan nilai toleransi yang panjang.
"Saya ketika dilantik jadi Wali Kota Bogor. Salah satu mimpi besar saya adalah mengembalikan kembali image, citra Kota Bogor yang sebetulnya, dari sononya, dari akarnya, dari sejarahnya adalah kota toleran," ucap Bima dalam Webinar Setara Institute, Kamis (8/4/2021).
Nilai-nilai toleransi, menurut Bima, sebenarnya telah dimiliki Bogor sejak didirikannya kota ini.
Bima mengungkapkan bahkan di pusat kota rumah ibadah berdiri berdampingan.
"Kemudian setiap hari besar keagamaan kita saling mengunjungi dan saling merayakan perbedaan itu. Jadi secara kultural, secara historis, postur kota Bogor adalah kota yang sarat dengan tradisi bersama dalam keberagaman," tutur Bima.
Baca juga: Setara Institute: Pembubaran FPI Turunkan Tingkat Intoleransi di Indonesia
Sejumlah kegiatan, kata Bima, dilakukan untuk meningkatkan nilai toleransi di Kota Bogor.
Pemerintah Kota Bogor mengizinkan perayaan Cap Go Meh dan perayaan kegiatan keagamaan lain. Kegiatan ini, menurut Bima, dapat menunjukan keberpihakan Pemerintah Kota Bogor terhadap keberagaman.
Bahkan Pemerintah Kota Bogor tetap melaksanakan perayaan Cap Go Meh, meski MUI telah mengeluarkan fatwa haram perayaan kegiatan tersebut.
"Beberapa tahun yang lalu bahkan ada fatwa dr MUI yang mengharamkan perayaan Cap Go Meh. Saya kira itu momentum yang sangat penting. etika kita bersama-sama menunjukkan keberpihakan kita dengan mendukung penuh acara Cap Go Meh tadi," ungkap Bima.
Kota Bogor, kata Bima, sebenarnya memiliki DNA kebersamaan dalam keberagaman yang sangat kental.