News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eggy Fajar Andalas: Karya Sastra Dipengaruhi Dari Hasil Akumulasi Pengetahuan Penulis

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Novel Matcharay Dipastikan Bebas Pllagiasi kata Eggy Fajar Andalas

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Novel Live with My Ketos (LWMK) yang masuk jajaran best seller di tanah air karya seorang remaja umur 16 tahun dengan nama pena Matcharay dipastikan bebas plagiasi setelah melalui kajian ilmiah kebahasaan.

Ahli bahasa dari Universitas Muhammadiyah Malang, Eggy Fajar Andalas dalam keterangannya, Selasa (20/4/2021) mengatakan setelah melalui kajian bahasa, novel yang akan segera diangkat ke dalam miniseri itu tidak dapat disebut plagiasi.

“Sebab dalam karya kreatif selalu ada pengaruh dari karya sebelumnya. Karya sastra tidak pernah lahir dalam ruang hampa tapi dipengaruhi dari hasil akumulasi pengetahuan penulis yang membaca karya-karya sebelumnya jadi selalu ada pengaruh karya terdahulu,” kata Eggy.

Sebelumnya karya tersebut viral diberitakan telah memplagiat karya novel berjudul Regal karena ada beberapa fragmen yang mirip dengan novel LWMK yakni adagen pingsan di lapangan, tokoh di UKS, tokoh berkumpul di basecamp, dan saat tokohnya dicegat oleh musuhnya.

Menurut Eggy, adegan-adegan yang terjadi dalam novel itu lazim ada di dunia remaja dan menjadi latar dalam novel bergenre teenlit.

“Kemiripan seperti ini tidak bisa dibilang klaim plagiat, kalau kemiripan bisa jadi iya. Kalau dibaca seluruhan, bobot plagiasi yang disangkakan juga bukan menjadi tema utama hanya fragmen-fragmen saja. Itu bukan inti utama dari gambaran keseluruhan cerita tapi fragmen-fragmen dalam novel. Tidak bisa kemiripan diklaim plagiasi. Jika ada gambaran yang bisa jadi sama tapi bila ada originalitas, ekspresi estetis dalam pengungkapan, dan ada kreativitas pengarangnya itu juga tidak bisa dikatakan plagiasi. Termasuk ada pilihan diksi, modifikasi, dan karena terinspirasi,” urainya.

Sementara Direktur Utama Penerbit Rainbook yang menerbitkan novel LWMK, Satya P. mengatakan pihaknya sangat anti terhadap praktik plagiarisme.

“Kami tidak menoleransi jika salah satu buku yang kami terbitkan terbukti hasil plagiat. Kami pastikan bahwa kami akan melakukan tindakan kepada penulis kami jika bukunya terbukti hasil plagiat. Namun dalam novel LWMK setelah dilakukan investigasi dipastikan tidak ada plagiasi,” katanya.

Selain itu dalam perjanjian tertulis yang penerbit dan penulis tandatangani bersama sebelum buku diterbitkan, dengan jelas menyebutkan bahwa penulis menjamin bahwa karya yang akan diterbitkan adalah karya orisinal dari penulis, bukan hasil plagiat dari karya lain.

Pihaknya juga telah meminta pendapat ilmiah beberapa ahli bahasa, baik melalui referensi maupun pendapat langsung, untuk mengetahui apakah LWMK plagiat atau tidak. Hasilnya dipastikan bahwa tidak ada unsur plagiat dalam novel LWMK.

“Berdasarkan perspektif hukum tuduhan plagiat hanya boleh disematkan kepada seseorang atau karya jika sudah dapat dibuktikan dan mendapat vonis dari pengadilan. Tuduhan plagiat adalah tuduhan serius yang berimplikasi hukum,” katanya.

Pihaknya mengajak semua insan literasi, baik para penerbit, para penulis, dan pembaca buku, untuk bersama-sama mengembangkan dunia literasi Indonesia menjadi lebih konstruktif, kreatif, dan positif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini