News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

BREAKING NEWS: Puluhan Warga India Bikin Ricuh di Menteng, TNI dan Polri Diturunkan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TNI-Polri menjaga ketat area hotel yang diduga dijadikan tempat penginapan warga India, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/4/2021)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Warga Negara India diduga membikin kericuhan di hotel kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/4/2021).

Alhasil, sejumlah anggota TNI-Polri pun menjaga secara ketat di depan hotel tersebut.

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, terdapat dua bus milik TNI terparkir di sana.

"Iya betul, ada pengamanan TNI dan Polri di lokasi," kata Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Pusat, AKP Sam Suharto, saat dikonfirmasi, Jumat (23/4/2021).

Sam menjelaskan, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi dan Dandim 0501/JP BS Kolonel (Inf) Luqman Arief pun berada di lokasi guna mengecek keadaan di hotel tersebut.

"Kami ingin memastikan keamanan warga negara India agar berjalan baik dan aman," jelas Sam.

Baca juga: Dirjen Imigrasi Beberkan Kronologi 129 Warga India Bisa Masuk ke Indonesia

Diketahui, terdapat sekira 60-an warga India yang menginap di hotel tersebut.

Mereka hendak dibawa Tim Satgas Covid-19 guna diisolasi.

Positif Covid-19

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 12 orang dari 127 warga India yang tiba di Indonesia pada Rabu (21/4/2021) malam dinyatakan positif Covid-19.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual Media Gathering Perkembangan Perekonomian Terkini dan Kebijakan PC-PEN pada Jumat (23/4/2021).

Tes PCR Covid-19 telah dilakukan pada seluruh penumpang pesawat AirAsia yang tiba di Soekarno-Hatta itu.

"Dari 127 WN India yang dilakukan tes COVID-19 sudah semua. Sampai saat ini, sudah 12 penumpang di antaranya positif COVID-19," kata mantan wakil menteri BUMN ini.

Baca juga: India Bukukan Rekor Dunia Kasus Baru Covid-19

Baca juga: 127 WN India yang Masuk Indonesia Disarankan Diisolasi di Sebuah Pulau

Sebagai tindak lanjut ia menuturkan, sample 12 orang tersebut akan dilakukan genom sequencing untuk mendeteksi varian virus Corona yang mungkin dibawa oleh belasan WN India yang positif tersebut.

Terlebih kini, lonjakan kasus Covid-19 di negara itu drastis naik dengan adanya varian virus corona baru yakni B1617.

"Dan 12 penumpang itu, kami lakukan genom sequencing, tapi hasilnya belum keluar," imbuh BGS.

127 WN Asal India Tiba di Indonesia

Sebelumnya diberitakan, 127 Warga Negara Asing (WNA) asal negera Bollywood itu tiba di Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes, dr Benget Saragih saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (23/4/2021).

Ia mengatakan, ratusan WNA tersebut datang menggunakan pesawat charteran dari India dan mendarat di Soekarno-Hatta.

"Betul (WNA tiba dari India), mereka melalui
Soekarno hatta , naik pesawat charter dari India," ujar dr.Benget.

"Dengan jumlah WNA dari India 127 orang," ungkapnya.

Sesuai urat Edaran (SE) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19, ratusan warga negara India itu tak dilarang memasuki kawasan Indonesia sebab memenuhi kriteria WNA yang diperbolehkan karena memiliki izin tinggal atau KITAS.

Meski demikian, pengawasan dan perkembangan terus dilakukan pihaknya guna memastikan ratusan WNA yang tiba bebas virus corona.

Melonjaknya kasus Covid-19 di India harus menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia.

Apalagi ditengarai banyak WNA (Warga Negara Asing) asal India dan WNI yang memasuki wilayah Republik Indonesia di saat tsunami Covid-19 sedang terjadi di  India.

Diketahui, kasus Covid-19 di India tengah melonjak, yakni mencapai 300 ribu kasus per hari dan merupakan penambahan kasus per hari terbanyak sepanjang pandemi Covid-19 pertama ditemukan.

Dilarang ke Singapura dan Inggris

Sejumlah negara seperti Inggris dan Singapura menegaskan tidak akan mengizinkan masuknya pemegang visa jangka panjang dan jangka pendek dengan riwayat perjalanan baru ke India.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) negara itu mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kasus virus corona (Covid-19) di asrama pekerja migran.

Ini dilakukan untuk memastikan terkait kemungkinan terjadinya kembali kasus positif.

Oleh karena itu, pemerintah negara itu mengkarantina lebih dari 1.100 penghuni fasilitas tersebut.

Perlu antisipasi

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, Indonesia perlu menyiapkan mitigasi sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang drastis seperti di India, selain penguatan fundamental yakni protokol kesehatan 3M dan 3T.

Indonesia diharapkan menyiapkan skenario terburuk, jika kondisi layaknya India terjadi di Indonesia.

"Harus ada pernyiapan skenario terburuk. Ini adalah mitigasi yang harus disiapkan, karena korban akan luar biasa dan terjadi dalam waktu yang singkat," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (22/4/2021).

Ia mengatakan, Indonesia saat ini memerlukan kesiapan dan kesigapan fasilitas maupun alat-alat kesehatan sebagai penunjang penanganan Covid-19.

"Karena keterbatasan alat kesehatan itu akan memperburuk situasi, ada kepanikan, meningkatkan kematian karena tidak sempat tertolong. Jadi harus diantisipasi dari awal," ungkap Dicky.

 Sebelumnya ia menilai, faktor perilaku dan varian baru bermutasi ganda B1617 menjadi penyebab naik kasus di negeri Bollywood itu.

Euforia India yang optimis mengendalikan Covid-19, turut berkontribusi.

Klaim sepihak pemerintah tersebut membuat rasa aman semu di masyarakat yang kemudian didukung kebijakan pelonggaran protokol kesehatan.

Baca juga: 22 Pasien Covid-19 di India Tewas karena Oksigen Bocor, Rumah Sakit Dipenuhi Asap Putih

"Narasi dan optimisme berlebihan ini akan sangat berbahaya karena menimbulkan rasa aman semu. Rasa aman semua dan semua pihak abai dan terjadi pelonggaran," kata Dicky.

Selain itu, varian corona baru yang ditemukan di India yakni B1617 memiliki mutasi ganda.

Varian ini disebutkan Dicky sangat efektif merugikan dan mempercepat penularan di mana hasil riset dari Amerika B1617, 20 persen lebih menular dan 50 persen menurunkan anti body.

"Ini cukup signifikan menimbulkan perburukan situasi pandemi," ucapnya.

Ia mengatakan, potensi terjadi lonjakan kasus drastis juga mengintai Indonesia, jika semakin banyak, semakin sering, dan semakin lama semua pihak mengabaikan 3T dan 5M.

" Situasi ini jadi pelajaran penting dan harus segera direspon. Harus ada intervensi nyata bukan hanya vaksinasi, yang fundamental 3T dan 5m ini harus diperkuat," pesannya. 

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Warga India Diduga Ricuh di Hotel Kawasan Menteng, TNI-Polri Jaga Ketat

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini