Pria berusia 30 tahun itu juga mempertanyakan mengapa ada prosedur dan aturan bagi pelaku perjalanan bila akhirnya mudik lebaran dilarang,
Menurutnya hal tersebut sangat kontradiktif.
"Hal yang kontradiktif itu sudah dikasih prosedur melakukan perjalanan, kok masih dilarang mudik?" Tanya dia.
Rendi berpendapat, bila ingin melarang masyarakat untuk mudik lebaran, harusnya pemerintah lebih serius.
Misalnya dengan melarang semua moda transportasi untuk melakukan perjalanan ke luar kota di masa yang ditentukan.
"Kalau memang mau dilarang, semuanya saja dilarang. Sekarang kita lihat sendiri di sini (Stasiun Pasar Senen) membeludak karena orang berpikir dia lebih aman untuk pulang karena ada prokesnya," tutur Rendi.
Baca juga: Sejumlah Pemudik Mulai Terlihat di Stasiun Pasar Senen Jakarta
"Dan memang kalau mau diperketat silakan, kalau memang mau dilarang mudik, harusnya semua moda transportasi jangan diperbolehkan (membawa penumpang keluar kota)," sambung dia.
Dia menilai, jika larangan punya pengecualian dan tetap memperbolehkan semua moda transportasi untuk melakukan perjalanan ke luar kota, yang terjadi akan seperti di Stasiun Pasar Senen.
Di mana para calon pemudik, beberapa hari terakhir, terus membanjiri stasiun tersebut.
"Contohnya ya kayak di sini. Intinya sih kita masih mudik karena adanya proses menjalani prosedur kesehatan yang diterapkan ini, jadi kita beranggapan boleh saja. Kan ada prokesnya," tutur Rendi.
Namun demikian, Rendi berharap agar pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia bisa segera diatasi. Dia juga menghaturkan sejumlah harapan untuk keluarga kecilnya yang telah menanti di Kota Banjar.
"Khusus untuk keluarga saya, semoga selalu diberi kesehatan, berkat, panjang umur, dan mudah-mudahan Covid-19 ini cepat berlalu, untuk memulihkan kondisi perekonomian. Karena dampaknya sangat luar biasa pandemi ini," kata Rendi.