TRIBUNNEWS.COMM JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menginformasikan terjadi kenaikan jumlah penumpang kereta api jarak jauh, menjelang periode larangan mudik, Kamis (6/5/2021).
Berdasarkan data yang diberikan oleh Vice President Public Relations KAI Joni Martinus, sebanyak 45 ribu penumpang telah diberangkatkan ke berbagai kota tujuan pada tanggal 4 Mei 2021.
Sementara pada periode sebelumnya, yakni di tanggal 1-3 Mei, PT Kereta Api Indonesia memberangkatkan rata-rata penumpang sebanyak 42 ribu orang per harinya.
"Ada kenaikan sekitar 7 persen. Untuk tingkat keterisian tempat duduk dari tanggal 1-4 Mei kemarin, rata-rata okupansi Kereta Api Jarak Jauh adalah 75 persen dari tiket yang tersedia," kata Joni, Rabu (5/5/2021).
Sebanyak 2.188 pemudik juga telah berangkat ke kampung halaman melalui Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
Baca juga: Aturan Larangan Mudik Berlaku, Polda Metro Jaya Operasikan 31 Pos Pengamanan
Usai pemerintah menetapkan larangan mudik, sejumlah masyarakat memilih waktu lebih awal.
Pada H-2 larangan mudik, yakni Selasa (4/5/2021) menjadi puncak arus mudik di Terminal Terpadu Pulogebang.
"Kalau dari prediksi kami, kemungkinan kemarin, karena memang sampai semalam pukul 01.00 WIB dari beberapa PO udah menghabiskan armadanya. Jadi mungkin hari ini agak berkurang, tidak seperti kemarin. Kemarin jumlah angkanya lumayan sekitar 2.600-an," jelas Koordinator Satuan Pelaksana Terminal Terpadu Pulo Gebang, Afif Muhroji.
Adapun tujuan yang paling mendominasi yakni tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara untuk di luar Pulau Jawa, tujuan Padang paling mendominasi.
"Kalau dari masa pandemi kebanyakan itu didominasi Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau Sumatera khususnya ke Kota Padang, karena mungkin mereka juga berniaga bukan orang untuk liburan. Sementara Jawa Timur, Madura, mereka biasanya ada pergantian dari berjualan di toko-toko kelontong," ucapnya.
Nantinya selama masa pelarangan mudik Terminal Terpadu Pulogebang turut melayani perjalanan khusus pemudik yang masuk dalam pengecualian.
Oleh sebab itu, tiap bus sudah diberi tanda berupa stiker perjalanan guna menghindari operasi penyekatan di wilayah.(Tribun Network/nur/peb/wly)