TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika ingin berjalan cepat, maka jalanlah sendiri. Jika ingin berjalan jauh, maka jalanlah bersama-sama.
Hal ini menguatkan pentingnya kebersamaan dalam mencapai tujuan. Kebersamaan dalam masyarakat Indonesia telah dikenal lama dengan istilah 'Gotong Royong'.
Nilai ini telah menjadi salah satu nilai luhur bangsa dan semangat ini pula yang perlu dilestarikan dalam berbagai aktivitas kebaikan, termasuk pembangunan nasional.
Kolaborasi Untuk Negeri yang menjadi tema Bakrie Amanah di tahun 2021 ini dilandasi oleh tiga nilai utama di kelompok Bakrie, yaitu: Keindonesiaan, Kemanfaatan dan Kebersamaan. Nilai Keindonesiaan terdapat dalam visi Bakrie Amanah yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang mandiri dan sejahtera.
Hal inilah yang senantiasa disampikan Anindya Bakrie selaku Ketua Pembina Bakrie Amanah di berbagai kesempatan dalam pernyataan tekad kelompok Bakrie untuk memberikan kontribusi terbaik untuk negeri.
“Kami akan terus memberikan sumbangsih terbaik untuk negeri, sebagaimana tertuang dalam TriMatra Bakrie: keindonesiaan, Kemanfaatan dan Kebersmaan," ungkap Anindya Bakrie, Sabtu (8/5/2021).
Adapun nilai kemanfaatan diwujudkan dalam mengupayakan dan memaksimalisasi nilai guna dari dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS) serta dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) yang dihimpun Bakrie Amanah untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sementara untuk nilai Kebersamaan, diwujudkan dalam kolaborasi program di dalam pendayagunaan dana ZIS dan DSKL.
Untuk kedua nilai: Kemanfaatan dan Kebersamaan ini, Anindya senantiasa mendorong agar seluruh kegiatan Bakrie Amanah dapat memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat di saat yang sulit ini. Anindya juga berpesan kepada insan Bakrie untuk memperkuat kebersamaan di berbagai sektor, baik usaha ataupun aktivitas sosial.
“Inilah saat dimana kita harus memperlihatkan rasa kebersamaan kita untuk bangkit bersama. Dalam mewuujudkan kebersamaan ini diperlukan Orchestrating Mastery, yaitu Sumber Daya Manusia yang handal dalam mengelola sistem kolaborasi,” ujar Anindya Bakrie.
Mengenai sumber daya manusia yang handal ini Anindya menekankan kepada kekuatan pada visi, ide, inovasi, team work, penguasaan teknologi, program berkelanjutan, dan kompetisi.
"Di Kelompok Bakrie, untuk visi, misalnya, dimulai dengan visi entrepreneur sebagai DNA sekaligus edukasi yang memadukan antara akal dan hati dalam menyeimbangkan pencapaian tujuan juga seni dalam pencapaiannya. Dengan demikian visi kemandirian dan kesejahteraan yang ingin dicapai merupakan DNA kelompok Bakrie sebagai entrepreneur juga sekaligus edukasi yang dipenuhi sejumlah pembelajaran dalam upaya pencapian selama ini,” papar Anindya Bakrie.
Memanfaatkan momentum bulan Ramadan, Bakrie Amanah terus berupaya menebarkan manfaatkan kebanyak wilayah di Indonesia. Terutama pada wilayah 3T dan juga wilayah penyintas bencana, Bakrie Amanah memiliki perhatiaan yang tinggi. Seperti yang diungkapkan Hendrajanto Marta Sakti, Ketua Pengurus Bakrie Amanah.
"Pada bulan ramadan ini, Bakrie Amanah telah menjangkau banyak layanan manfaat di berbagai wilayah di Indonesia, terumatama untuk wilayah 3T, yaitu tertinggal, tertular dan terdepan, juga wilayah penyintas bencana serta wilayah binaan Bakrie Amanah. Besarnya tantangan ini mengharuskan Bakrie Amanah untuk tidak berjalan sendirian agar bisa terus menjangkau layanan manfaat yang lebih luas dan efektif. Oleh karena itu diperlukan Kolaborasi Untuk Negeri," jelas Hendrajanto, yang biasa disapa Roy ini.
Dalam menjalankan programnya, lanjut Roy, saat ini Bakrie Amanah telah menjalin kolaborasi dengan beberapa Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), beberapa pesantren, rumah yatim, komunitas, pemerintahan, dan juga dengan banyak perusahaan di Kelompok Bakrie.
“Alhamdulillah sampai dengan minggu ke-3 bulan Ramadan ini sudah terdistribusikan donasi ZIS dan DSKL dalam berbagai program kolaborasi kepada 11.458 penerima layanan manfaat yang terdistribusi di 29 Kabupaten/Kota di 15 provinsi, termasuk Kabupaten Pakpak Barat, Papua Barat menjadi wilayah terjauh yang telah dijangkau oleh Bakrie Amanah” tambah Roy.
Insha Allah, masih menurut Roy, Bakrie Amanah akan terus berupaya menjangkau lebih banyak provinsi lagi. Masih ada 8 provinsi yang masih menjadi waiting list dalam hal penyebaran layanan manfaat di bulan Ramadan, yaitu Sumatera Barat, D.I Aceh, Riau, Kepri, Lampung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Selatan.
Sementara itu Teguh Ananta Wikrama selaku Wakil Ketua Pengurus Bakrie Amanah, menambahkan bahwa selain program di bulan Ramadan, program-program lain yang dijalankan Bakrie Amanah adalah program recovery di Sulawesi Barat dan Kalimantan Tengah.
“Insyaa Allah di bulan Ramadan ini, kami bekerja sama dengan Bakrie Tanggap dan sejumlah OPZ, seperti Daarut Tauhid, Baitul Maal Muamalat, dan Sinergi Foundation, di Mamuju Sulawesi Barat, sedang membangun 75 rumah recycle, fasilitas umum, seperti: Bale Warga, PAUD dan sejumlah MCK yang ke depannya akan dilanjutkan dengan program pemberdayaan masyarakat,” jelas Teguh.
Teguh juga menyampaikan bahwa program pemberdayaan ini berjalan di bawah arahan Dewan Pembina Bakrie Amanah, Anindya Bakrie yang mendorong kegiatan sosial Bakrie Amanah untuk berjalan secara berkesinambungan dan bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, khususnya di era pandemic Covid-19 ini.