Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya bergerak cepat terkait kasus pungutan liar yang terjadi di wilayah hukumnya, terkhusus di Jakarta Utara.
Pihaknya membeberkan sebanyak 24 orang ditangkap Polres Metro Jakarta Utara terkait dugaan pungutan liar di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
"24 tersangka di dua TKP (Tempat Kejadian Perkara)," kata Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Jumat (11/6/2021).
Namun, ternyata para pelaku yang ditangkap bukan dari satu lokasi saja.
Yusri mengatakan penangkapan ada di Depo PT Greeting Fortune Container (GFC) dan di Depo PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta.
Pada masing-masing lokasi, polisi menangkap 12 orang. Pada kedua lokasi tersebut, Yusri menyebut kerap dilakukan pemerasan kepada para sopir kontainer.
Lebih lanjut dia mengatakan, ekspose kasus rencananya akan dilakukan hari ini. Sehingga, terkait rincian kasus akan dibeberkan saat ekspose kasus.
"(Mereka ditangkap di lokasi) Yang biasa dia lakukan pemerasan," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo begitu mendengar keluhan para sopir kontainer di perbatasan Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Kamis (10/6/2021).
Para sopir tersebut mengeluhkan banyaknya pungutan liar alias pungli dan premanisme di sekitar pelabuhan.
Awalnya Presiden mendengarkan curhatan para sopir mengenai kendala kerja di saat pandemi seperti sekarang ini.
Saat mendengar adanya beberapa sopir yang mengeluhkan maraknya pungli dan premanisme, Presiden lantas memanggil ajudannya, Kolonel Pnb. Abdul Haris.
Presiden meminta ajudannya itu menghubungi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui telepon.