News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kasus Penyuntikan Vaksin Kosong: Status Tersangka Dihentikan, Perawat EO Bebas dari Kurungan Penjara

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap layar video viral seorang warga mengaku disuntik vaksin Covid-19 kosong oleh petugas kesehatan.

Wakil Ketua Komisi III Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni menyampaikan pandangannya.

Menurut Sahroni, Polri harus betul-betul mengungkap apa motif di balik vaksinasi kosong tersebut, dan apakah tindakan yang dilakukan oleh EO berunsur kelalaian.

"Sebelumnya, saya mengapresiasi Polri karena telah menindaklanjuti dan menyelidiki soal vaksin kosong ini. Sekarang kan susternya sudah ditangkap dan minta maaf, nah itu tolong benar-benar diselidiki, kenapa yang bersangkutan melakukan hal itu? Apakah ini memang murni kelalaian atau bagaimana?,” kata Sahroni kepada wartawan, Rabu (11/8/2021).

Lebih lanjut, Sahroni menilai bahwa jika memang kejadian ini disebabkan oleh kelalaian, maka ada baiknya hukuman berupa kurungan penjara dipertimbangkan kembali.

"Memang urusan penyuntikan vaksin kosong ini merupakan kejadian yang harus diselidiki lebih lanjut. Akan tetapi, kalau memang tindakan dari nakes itu murni kelalaian atau tidak disengaja ya saya rasa tidak perlu sampai di hukum penjara. Cukup berikan sanksi ringan atau pembinaan saja. Kecuali kelalaian tersebut memang disengaja untuk kepentingan pribadi, seperti menjual kembali vaksin yang tidak terpakai, menimbun vaksin atau sebagainya, nah itu baru yang harus mendapat hukuman penjara," ujarnya.

Sahroni juga menyebutkan bahwa satu di antara penyebab kelalaian tersebut dapat terjadi karena jumlah perbandingan antara nakes dengan orang yang divaksin cukup tinggi, satu nakes bisa memvaksin hingga ratusan orang per harinya.

"Niatnya sudah baik, menjadi relawan. Nakesnya juga sudah meminta maaf atas kelalaiannya dan mengaku salah. Kalau Polri tidak menemukan motif lain, ya mungkin hal ini bisa terjadi karena nakesnya kelelahan, mengingat perbandingan 1 nakes menyuntikkan vaksin bisa hingga ratusan orang per harinya. Bahkan disebutkan pada hari itu nakes berinisial EO memvaksin hingga 599 orang. Karenanya, dapat juga dilakukan penambahan vaksinator agar mengurangi kejadian seperti ini,” pungkasnya.

Minta Selidiki Motif Suntik Vaksin Kosong di Pluit dengan Jelas, PB IDI: Ini Peristiwa Serius

Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban turut tanggapi soal kasus vaksin kosong di Pluit.

Menurut Zubairi, peristiwa seperti ini tidak dapat disepelekan, ini adalah peristiwa serius.

Sehingga, perlu adanya penyelidikan serius terhadap kasus ini.

Hal ini dilakukan demi dapat mengungkap motif apa yang menjadi alasan vaksinator tersebut, hingga melakukan penyuntikkan dengan vaksin kosong.

Apakah vaksinator tersebut kelelahan, atau pun ada kemungkinan motif lain dibaliknya.

Ditakutkan, kata Zubairi, kejadian ini karena ada motif penimbunan vaksin atau karena sistem kontrolnya kurang baik.

Hal tersebut diungkap Zubairi pada akun Twitternya @ProfesorZubairi, Rabu (11/8/2021).

"Menyuntik vaksin kosong di Pluit adalah peristiwa serius. Harus diselidiki dengan jelas mengapa relawan nakes itu melakukan suntikan palsu. Apakah kelelahan, atau kemungkinan motif lain, seperti penimbunan vaksin, atau memang sistem kontrolnya yang tidak jalan?" kata Zubairi.

Zubairi Twitter Singgung Soal Vaksin Kosong di Pluit (Twitterr @ProfessorZubairi)

Dalam cuitan lain, Zubairi mengatakan demi memastikan vaksin yang didapat benar-benar berisi vaksin (tidak kosong), masyarakat perlu memperhatiakan tahapan-tahapan tertentu.

Yakni masyarakat harus memastikan vaksin tersebut dikeluarkan dari botol dihadapan mereka.

Sementara itu, kepada tenaga kesehatan atau vaksinator hendaknya menunjukkan dosis sebelum menyuntik.

"Untuk memastikan Anda divaksinasi dengan benar, perhatikan tahapan-tahapan ini, (yakni) Vaksin harus dikeluarkan dari botol di depan penerima vaksin (dan) nakes menunjukkan dosis sebelum menyuntik," tulis Zubairi.

Tanggapan Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban soal Kasus Suntik Vaksin Kosong, Singgung Efeknya pada Penerima. (Twitter @ProfesorZubairi)

Zubairi memberikan pesan, penerima vaksin harus melihat apakah nakes itu benar-benar memasukkan vaksin atau tidak.

Kalau perlu, mintalah diperlihatkan jarum suntik telah kosong setelah penyuntikan.

"Jika memungkinkan, penerima vaksin harus melihat apakah nakes itu benar-benar memasukkan vaksin. Minta diperlihatkan jarum suntik kosong setelah penyuntikan," tambah Zubairi. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini