Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, tersangka kasus kecelakaan lalu lintas di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Selatan sempat berupaya menghilangkan barang bukti.
Diketahui AS, pengemudi Fortuner yang menabrak dua kendaraan tersebut sempat membuang pelat nomor kendaraan dinas kepolisian yang digunakannya di mobil yang dikemudikannya.
Hal itu dilakukan AS kata Sambodo setelah mobil Toyota Fortuner berpelat dinas 3488-07 yang dikendarainya melawan arah dan menabrak dua dua mobil sedan.
Pelat nomor kendaraan tersebut dijadikan barang bukti dalam kasus tersebut.
"Kendaraan Fortuner yang setelah kejadian sempat dibawa bengkel di Serang, kemudian yang bersangkutan juga menghilangkan barang bukti ke selokan. Kami cari dan kami temukan pelat nomor ini," kata Sambodo saat jumpa pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Minggu (22/8/2021).
Tak hanya itu, kata Sambodo, AS juga sempat melarikan diri dari kejaran korban yakni BSS yang merupakan pengendara mobil Mercy.
Baca juga: Pengemudi Fortuner yang Tabrak Kendaraan di Jalan Tentara Pelajar Ternyata Sopir Anggota Polri
AS melarikan diri ke arah Serang guna memperbaiki mobil yang kondisinya rusak di bagian sisi kanan dan bagian bemper depan.
Setelah pulang dari bengkel, AS yang merupakan sopir dari anggota polisi aktif tersebut mengaku kepada sang majikan bahwa dirinya ditabrak pengendara lain.
"Dia mengaku bahwa kendaraannya ditabrak oleh sebuah mobil di Rawamangun. Kemudian oleh pemilik kendaraan diperintahkan untuk mobil itu diperbaiki. Karena yang bersangkutan ini drivernya adalah orang Serang kemudian mobil itu dibawa ke bengkel di Serang," ucap Sambodo.
Baca juga: Sopir Fortuner Berpelat Nomor Polisi yang Tabrak Kendaraan di Jalan Tentara Pelajar Jadi Tersangka
Hingga kini, Sambodo mengatakan pihaknya masih mendalami motif AS menggunakan pelat dinas Polri yang sudah tidak berlaku tersebut.
Di mana berdasarkan keterangan tersangka, mobil itu awalnya berpelat nomor biasa.
Namun, diganti dengan pelat dinas Polri agar dirinya merasa aman dalam mengemudi.
"(Motif) karena yang bersangkutan mungkin merasa takut, supaya aman, supaya aman lah, takut sama petugas, masyarakat dan sebagainya. Motif ini masih kami dalami lagi," kata Sambodo.