TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat keamanan gabungan dari unsur TNI-Polri memperluas penjagaan di sekitaran Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta terkait adanya kericuhan yang terjadi usai sidang putusan banding atas terdakwa Muhammad Rizieq Shihab (MRS) perkara hasil swab test RS UMMI.
Aparat keamanan yang semula berjaga hanya di sekitaran depan PT DKI Jakarta kini mulai bergerak dan menjaga sisi belakang yakni tepatnya di depan Rumah Sakit Islam Jakarta.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di lokasi, sekira pukul 12.36 WIB, ratusan personel keamanan tersebut bersiaga dengan menurunkan dua kendaraan taktis (rantis).
Tak hanya itu, satu unit mobil pengurai massa (Raisa) juga disiagakan di lokasi yang tepatnya di ruas jalan Cempaka Putih Tengah tersebut.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Setyo Koes Heriyanto mengatakan, penjagaan tersebut dilakukan guna memberikan penjelasan kepada para simpatisan untuk kembali ke rumah.
Terlebih kata dia, saat ini pembacaan putusan banding sudah selesai.
Baca juga: Paksa Hadiri Sidang Putusan Banding Rizieq, Ratusan Massa Ricuh, Polisi Tembakan Gas Air Mata
"Jadi saat ini kita hanya mengimbau memverikan pengetahuan kepada mereka, bahwa pembacaan putusan sudah selesai. Silahkan kembali, ke daerah masing-masing," kata Setyo kepada awak media, Senin (30/8/2021).
Kendati demikian, terpantau tidak ada kumpulan simpatisan massa Rizieq Shihab di ruas jalan ini, karena sebelumnya sudah terjadi pembubaran massa yang diwarnai kericuhan di depan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Ratusan massa yang diduga simpatisan dari Muhammad Rizieq Shihab (MRS) terlibat kericuhan dengan aparat keamanan gabungan yang tergabung dari unsur TNI-Polri.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, di lokasi, sekira pukul 11.30 WIB, ratusan simpatisan tersebut datang dari arah perempatan ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat.
Mereka terlihat memaksa masuk barikade yang dibangun oleh aparat keamanan untuk datang langsung ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Namun, aparat keamanan yang berjaga di lokasi langsung mencoba menahan para simpatisan tersebut.
Kendati begitu, simpatisan yang tergabung dan didominasi kaum laki-laki itu bersikeras untuk memaksa masuk.
Akhirnya aksi saling dorong antara massa simpatisan dengan aparat keamanan terjadi, namun kondisi tersebut malah membuat simpatisan memanas.
Kericuhan tak terhindarkan, simpatisan tersebut terlihat melempari batu ke arah petugas keamanan.
Menindaklanjuti lemparan tersebut, aparat keamanan langsung menembakkan gas air mata ke arah simpatisan, hanya berlangsung sekitar 20 menit, seluruh simpatisan tersebut meninggalkan lokasi.
Terlihat, beberapa simpatisan diamankan aparat keamanan, karena didapati melawan petugas.
Belum diketahui, jumlah simpatisan yang diamankan tersebut sebab belum ada keterangan resmi dari aparat keamanan setempat.