TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelombang ketiga Covid-19 diramal terjadi Desember 2021 mendatang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara soal potensi gelombang ketiga Covid-19 itu.
Guna mengantisipasi, Anies bilang, sistem deteksi dini Covid-19 di DKI Jakarta masih diaktifkan.
Sistem deteksi dini yang dimaksud Anies ialah terkait testing dan tracing yang tak dikendorkan hingga saat ini.
"Sampai sekarang belum diturunkan sistem deteksi dini itu, apa itu? Kegiatan testing tetap tinggi, tracing juga tetap tinggi," ucapnya, Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Respons Dinas Kesehatan DKI Soal Temuan 25 Klaster Covid-19 Selama PTM
Meski kini positivity rate atau persentase kasus positif sudah berada di angka satu persen, Anies bilang, testing yang dilakukan di ibu kota masih tinggi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO).
"Testing tetap tinggi hingga 8,4 kali lipat lebih tinggi dari standar WHO," ujarnya di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Dengan sistem deteksi dini ini, Anies optimis, gelombang ketiga Covid-19 bisa diantisipasi.
Sistem deteksi dini ini pun disebut Anies sukses diterapkan saat Jakarta diterjang gelombang kedua Covid-19 pada Juli 2021 lalu.
"Untuk mendeteksi bola terlihat ada dereta hari-hari di mana pertambahan kasus mulai tampak menunjukkan tren peningkatakan, maka kita bisa langsung waspada," tuturnya.
"Jadi, itu salah satu cara kami mendeteksi," sambungnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Lingkungan Sekolah Jateng Terus Bertambah, Bermula dari Curi Star PTM ?
Selain itu, antisipasi lonjakan kasus Covid-19 juga dilakukan dengan menggencarkan vaksinasi.
Hingga saat ini total ada 10,2 juta orang yang mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama di DKI Jakarta.
Dari jumlah itu, sebanyak 7,4 juta diantaranya sudah disuntik dosis kedua vaksin Covid-19.