News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Formula E

Gerindra: PSI dan PDIP Ajukan Interpelasi ke Anies Karena Ingin Gagalkan Formula E

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi memutuskan menunda rapat paripurna agenda penyampaian interpelasi Formula E yang digelar Selasa (28/9/2021).

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Gerindra di DPRD DKI Jakarta, Syarif secara blak-blakan menuding maksud utama di balik pengajuan hak interpelasi terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diajukan oleh fraksi PDI-Perjuangan dan PSI adalah demi menggagalkan Formula E.

Syarif menyampaikan demikian karena mengacu pada jejak digital dari pernyataan politikus PDI-Perjuangan, Ima Mahdiah.

Dalam diskusi daring 'Interpelasi Formula E untuk Anies Baswedan, Substansi atau Sensasi Politik?', Syarif turut menunjukkan print out media daring terkait pernyataan Ima Mahdiah. Judul artikel tersebut yakni 'PDIP Targetkan pembatalan Formula E Saat Interpasi Anies'.

"Harus diingat, jejak digital. Jejak digital pengusul interpelasi itu ingin membatalkan Formula E," kata Syarif dalam diskusi tersebut, Jumat (1/10/2021).

Baca juga: Wagub DKI Bantah Lancarkan Lobi Politik Demi Gagalkan Interpelasi Formula E

Oleh karena tujuan pengusul interpelasi adalah pembatalan Formula E, Gerindra kemudian memutuskan untuk tidak mau ikut ambil bagian.

"Tapi karena framing yang dibangun pengusul interpelasi ingin membatalkan Formula E, maka kita kaji lalu memutuskan tidak ikut interpelasi," jelas dia.

Baca juga: Dituding Gelar Rapat Interpelasi Ilegal, Ketua DPRD DKI Siap Penuhi Panggilan Badan Kehormatan Dewan

Menurut Sekretaris Komisi D ini, tujuan awal pengusul interpelasi lah yang membuat dinamika politik di Gedung DPRD DKI Jakarta menjadi tidak substansial. Sehingga hal itu memicu adanya sikap politik yang berbeda - beda.

"Ini yang membuat situasi di mana dinamika politik di kebon sirih itu tidak mendalami substansi Formula E. Jadi akhirnya menjadi sikap politik yang berbeda - beda," ungkap Syarif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini